Sabtu, 18/05/2024 12:53 WIB

Korea Utara Tembakkan Rudal Balistik Jarak Pendek ke Laut

Korea Utara tembakkan rudal balistik jarak pendek ke laut.

Ilustrasi bendera Korea Utara (foto: UPI)

JAKARTA, Jurnas.com - Korea Utara menembakkan rudal balistik jarak pendek ke laut lepas pantai timurnya pada Jumat (14/10). Ini merupakan aksi Korea Utara yang terbaru dari serangkaian peluncuran oleh negara bersenjata nuklir itu.

Sebelumnya, militer Korea Selatan mengatakan mereka menerbangkan jet tempur ketika sekelompok sekitar 10 pesawat militer Korea Utara terbang dekat perbatasan yang memisahkan kedua negara, di tengah meningkatnya ketegangan atas uji coba rudal Korea Utara yang berulang.

Kantor berita resmi Korea Utara KCNA mengutip pernyataan militer negara itu yang mengatakan pihaknya mengambil "tindakan balasan militer yang kuat" setelah latihan tembakan artileri Korea Selatan pada Kamis.

Insiden tersebut menyusul laporan KCNA pada Kamis bahwa pemimpin Kim Jong Un telah mengawasi peluncuran dua rudal jelajah strategis jarak jauh pada hari Rabu untuk mengkonfirmasi keandalan senjata berkemampuan nuklir yang dikerahkan ke unit militer.

Frekuensi peluncuran rudal Korea Utara yang belum pernah terjadi sebelumnya telah menimbulkan kekhawatiran bahwa negara itu mungkin bersiap untuk melanjutkan pengujian bom nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017.

Komando Indo-Pasifik Amerika Serikat (AS) mengatakan mengetahui peluncuran rudal terbaru dan telah menilai bahwa uji coba tersebut tidak menimbulkan ancaman langsung bagi personel atau wilayah AS, atau bagi sekutu kami".

"Kami akan terus berkonsultasi secara erat dengan sekutu dan mitra kami untuk memantau peluncuran rudal balistik yang tidak stabil di DPRK," katanya, merujuk pada Korea Utara dengan inisial nama resminya.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan rudal itu diluncurkan sekitar pukul 1.49 pagi pada Jumat (1449 Kamis GMT) dari daerah Sunan dekat ibukota Korea Utara, Pyongyang. Itu setidaknya merupakan peluncuran rudal balistik ke-41 oleh Korea Utara tahun ini.

Penjaga pantai Jepang juga melaporkan bahwa Korea Utara telah menembakkan apa yang bisa menjadi rudal balistik dan telah jatuh.

Pernyataan JCS Korea Selatan mengatakan insiden pesawat terjadi pada Kamis malam dan Jumat pagi waktu Korea.

Pernyataan itu mengatakan pesawat Korea Utara terdeteksi terbang sekitar 25km utara Garis Demarkasi Militer di wilayah tengah wilayah perbatasan Korea dan sekitar 12km utara Garis Batas Utara, perbatasan de facto antar-Korea di Laut Kuning, antara 22.30 Kamis (1330 GMT) dan 12.20 pada hari Jumat (1530 GMT Kamis).

JCS mengatakan pesawat itu juga terlihat di dekat bagian timur perbatasan antar-Korea.

Dikatakan angkatan udara Korea Selatan melakukan serangan mendadak dengan angkatan udara superiornya, termasuk F-35A, dan mempertahankan postur respons, sambil melakukan manuver respons proporsional yang sesuai dengan penerbangan pesawat militer Korea Utara.

KCNA mengutip juru bicara Staf Umum Tentara Rakyat Korea (KPA) yang mengatakan bahwa tentara Korea Selatan telah melakukan sekitar 10 jam tembakan artileri di dekat daerah pertahanan depan Korea Utara pada Kamis.

"Memperhatikan secara serius tindakan provokatif militer Korea Selatan di daerah garis depan, kami mengambil tindakan militer yang kuat," katanya. "KPA mengirimkan peringatan keras kepada militer Korea Selatan yang menghasut ketegangan militer di daerah garis depan dengan tindakan sembrono."

Seorang juru bicara militer Korea Selatan mengatakan dia tidak memiliki informasi mengenai tembakan artileri itu.

Korea Utara menyebut rangkaian uji coba rudal terbarunya, yang mencakup rudal balistik jarak menengah yang terbang di atas Jepang pekan lalu, sebagai unjuk kekuatan melawan latihan militer gabungan Korea Selatan dan AS.

Korea Selatan menerbangkan jet tempur seminggu yang lalu setelah pesawat tempur Korea Utara melakukan latihan pengeboman saat kapal perang sekutu mengadakan latihan pertahanan rudal sebagai tanggapan atas uji coba rudal Korea Utara.

Washington memberlakukan sanksi baru pekan lalu yang menargetkan jaringan pengadaan bahan bakar yang mendukung program senjata Pyongyang.

Sanksi puluhan tahun yang dipimpin AS tidak membendung program senjata Korea Utara yang semakin canggih, dan Kim Jong Un tidak menunjukkan minat untuk kembali ke jalur diplomasi yang gagal yang ditempuhnya dengan mantan Presiden AS Donald Trump.

Sumber: CNA

KEYWORD :

Korea Utara Rudal Balistik Pendek Korea Selatan Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :