Rabu, 01/05/2024 14:58 WIB

Pengamat: Tragedi Kanjuruhan Terjadi Akibat Krisis Koordinasi dan Mismanajemen

Tragedi yang menewaskan ratusan orang itu dikarenakan lemahnya kolaborasi dan krisis koordinasi antar pihak.

Kericuhan antara suporter dengan aparat keamanan di Stadion Kanjuruhan. AFP Photo/STR

Jakarta, Jurnas.com - Insiden berdarah yang terjadi usai laga Liga I Arema FC melawan Persebaya di Staduon Kanjuruhan, Malang Jawa Timur pada Sabtu (1/10) malam itu dinilai bukan kesalahan satu pihak.

Direktur Indonesia Publik Institute, Karyono Wibowo menyebut jika tragedi yang menewaskan ratusan orang itu dikarenakan lemahnya kolaborasi dan krisis koordinasi antar pihak.

"Tragedi Kanjuruhan merupakan resultan dan mismanajemen, krisis koordinasi, dan lemahnya kolaborasi antarpihak dalam penyelenggaraan urusan publik. Ini jelas bukan kesalahan satu pihak," kata Karyono saat dikonfirmasi, Selasa (4/10).

Karyono mengaku memahami tudingan masyarakat terhadap oknum polisi terkait penggunaan gas air mata saat tragedi. Namun, tudingan itu tak sepenuhnya bener.

Dia menilai, polisi tersebut tidak menyalahi prosedur, sebab mereka menggunakan emergency planning saat kondisi darurat.

"Katakanlah, orang menyalahkan polisi karena menggunakan gas air mata. Itu betul, orang boleh marah. Tapi kan polisi juga tidak menyalahi prosedur," jelasnya.

Lalu, dia mempertanyakan peran dari organisasi penyelenggara maupun pihak yang diuntungkan dalam bisnis siaran bola. Dia menilai, mereka juga harus ikut bertanggunghawab.

"Ada kesan, itu pertandingan yang dipaksakan karena dalam suasana tidak kondusif pertandingan tetap dipaksa dilanjutkan. Ini kan aneh," kata dia.

Karyono berharap semua pihak bisa intropeksi diri atas tragedi di Kanjuruhan dan meminta maaf. Namun, ditegaskan Karyono, penegakan hukum harus terus berjalan.

"Tapi jangan lagi ada upaya menyudutkan pihak tertentu saja," pungkasnya.

Untuk diketahui, pemerintah lewat Menko PMK Muhadjir Effendy menyatakan total korban Tragedi Kanjuruhan adalah 448 orang, di mana 125 di antaranya tewas.

Insiden berdarah itu terjadi usai laga Liga I Arema melawan Persebaya. Di mana, penembakan gas air mata dipicu usai sejumlah pendukung Arema memasuki lapangan karena timnya ditekuk oleh tim tamu.

Akibatnya, para suporter berlarian menyelamatkan diri menuju pintu keluar yang sempit hingga terjadi desak-desakan dan jatuhnya korban jiwa.

KEYWORD :

Tragedi Kanjuruhan Suporter Bola Meninggal Karyono Wibowo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :