Rabu, 15/05/2024 16:56 WIB

NATO Janjikan Lebih Banyak Bantuan untuk Ukraina

NATO janjikan lebih banyak bantuan untuk Ukraina.

Sekretris Jenderal NATO Jens Stoltenberg (Foto: UPI.com)

JAKARTA, Jurnas.com - Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (Sekjen NATO), Jens Stoltenberg mengatakan, pihaknya akan meningkatkan bantuannya untuk Kyiv dalam menanggapi referendum "palsu" Rusia di wilayah pendudukan Ukraina.

Ia menyampaikan demikian setelah Moskow meluncurkan pemungutan suara di empat wilayah yang bergabung dengan Rusia, yang menurut Kyiv dan sekutunya adalah tipu muslihat untuk mencaplok wilayah dan meningkatkan perang yang telah berlangsung tujuh bulan.

"Jawaban kami, jawaban NATO, adalah untuk meningkatkan dukungan," kata Stoltenberg kepada CNN dalam sebuah wawancara.

"Cara terbaik mengakhiri perang ini adalah dengan memperkuat Ukraina di medan perang lebih jauh sehingga mereka dapat, pada tahap tertentu, duduk dan mencapai solusi yang dapat diterima oleh Ukraina dan yang mempertahankan Ukraina sebagai negara berdaulat dan merdeka di Eropa," tambahnya.

Pemungutan suara telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Moskow dapat menggabungkan empat wilayah dan kemudian menggambarkan serangan untuk merebut kembali mereka sebagai serangan terhadap Rusia sendiri.

"Itulah yang perlu kita persiapkan, bahwa Rusia akan menggunakan suara palsu ini untuk lebih meningkatkan perang di Ukraina," kata Stoltenberg ketika ditanya tentang skenario itu.

"Tetapi pemungutan suara ini tidak memiliki legitimasi dan tentu saja tidak mengubah apa pun. Ini terus menjadi perang agresi Rusia terhadap Ukraina," tambahnya.

Sekutu NATO telah mendukung Ukraina dengan senjata, amunisi, peralatan dan pelatihan militer lainnya.

Referendum empat hari diselenggarakan dengan tergesa-gesa setelah pasukan Ukraina awal bulan ini merebut kembali sebagian besar wilayah timur laut dalam serangan balasan.

Dengan Presiden Rusia Vladimir Putin juga mengumumkan rancangan militer minggu ini untuk meminta 300.000 tentara untuk berperang di Ukraina, Kremlin tampaknya berusaha untuk mendapatkan kembali keunggulan dalam konflik yang parah sejak invasi 24 Februari.

Putin menyatakan Rusia sedang melakukan operasi militer khusus untuk mendemiliterisasi Ukraina, menyingkirkan nasionalis berbahaya dan membela Rusia dari aliansi transatlantik NATO.

Moskow berpendapat bahwa referendum menawarkan kesempatan bagi orang-orang di wilayah tersebut untuk mengekspresikan pandangan mereka.

Sumber: Reuters

KEYWORD :

Jens Stoltenberg Perang Rusia dan Ukraina Referendum Palsu




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :