Sabtu, 18/05/2024 10:56 WIB

Anggota DPR: Lonjakan Inflasi Bakal Gerus Daya Beli Masyarakat

Saya kira inflasi ini sangat berdampak bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Lonjakan inflasi tentu akan menggerus daya beli masyarakat miskin.

Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Golkar, Mukhtarudin. (Foto: Dok. Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Inflasi di Indonesia per Juli 2022 sebesar 0,64 persen atau meningkat dibanding bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,61 persen. Secara tahunan (yoy), inflasi tembus 4,94 persen atau tertinggi sejak 2015 berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).

Anggota Komisi VII DPR RI Mukhtarudin menilai, tekanan inflasi di Indonesia disebabkan dampak dari inflasi global yang terjadi di tengah krisis geopolitik akibat perang Rusia Ukraina.

"Saya kira inflasi ini sangat berdampak bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Lonjakan inflasi tentu akan menggerus daya beli masyarakat miskin," ujar Mukhtarudin dalam keterangan resminya, Selasa (2/8).

Oleh sebab itu, Anggota Banggar dari fraksi Golkar ini berharap, sangat penting agar pemerintah tetap menjaga inflasi yang cetak rekor pada Juli 2022 ini tidak melonjak terlalu tinggi.

"Saya berharap pemerintah dan bank indonesia harus pastikan inflasi ini masih terjaga di kisaran target," beber Mukhtarudin.

Kendati demikian, Legislator Dapil Kalimantan Tengah ini mengatakan, pemerintah mesti antisipasi ke depan dalam konteks harga komoditas pangan, karena inflasi komponen pangan ini sangat berpengaruh terhadap angka kemiskinan, mengingat kurang lebih 70 persen konsumsi masyarakat yang miskin adalah untuk makanan.

"Dampak dari inflasi harus dimitigasi oleh pemerintah agar transmisi dampak ke rumah tangga selalu terjaga," demikian kata Mukhtarudin yang Politikus Golkar ini.

Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data inflasi Indonesia periode Juli 2022. Hasilnya tidak jauh dari ekspektasi, inflasi semakin tinggi.

Kepala BPS Margo Yuwono melaporkan laju inflasi domestik bulan lalu adalah 0,64 persen dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Lebih tinggi dibandingkan Juni 2022 yang sebesar 0,61 persen.

Namun secara tahunan (year-on-year/yoy), laju inflasi terakselerasi. Inflasi Juli 2022 tercatat 4,94 persen yoy, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang 4,35 persen sekaligus jadi yang tertinggi sejak Oktober 2015.

"Terkait perkembangan harga komoditas global, indeks harga komoditas global terlihat sejak Februari sampai Juni baik itu energi, makanan, pupuk, menunjukkan adanya peningkatan. Demikian pula harga pangan, sejak semester I-2022 trennya cenderung mengalami peningkatan," kata Margo.

KEYWORD :

Warta DPR Komisi VII Mukhtarudin inflasi BPS Golkar




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :