Kamis, 16/05/2024 22:25 WIB

Presiden Terguling Sri Lanka Sebut Sudah Berusaha Cegah Krisis Ekonomi

Presiden terguling Sri Lanka sebut sudah berusaha cegah krisis ekonomi.

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa. (Twitter)

JAKARTA, Jurnas.com -  Presiden terguling Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa mengatakan sudah mengambil semua langkah yang mungkin untuk mencegah krisis ekonomi yang melanda negara pulau itu.

Pengunduran diri Rajapaksa diterima parlemen pada Jumat (15/7). Ia kabur ke Maladewa dan kemudian ke Singapura setelah ratusan ribu pengunjuk rasa antipemerintah turun ke jalan-jalan Kolombo seminggu yang lalu dan menduduki kediaman dan kantor resminya.

Parlemen Sri Lanka bertemu pada Sabtu (16/7) untuk memulai proses pemilihan presiden baru, ketika pengiriman bahan bakar tiba untuk memberikan bantuan kepada negara yang dilanda krisis.

Selama persidangan, Sekretaris Jenderal Parlemen Sri Lanka, Dhammika Dasanayake secara resmi membacakan surat pengunduran diri Rajapaksa, yang isinya belum pernah dipublikasikan sebelumnya.

Dalam suratnya Rajapaksa mengatakan krisis keuangan Sri Lanka berakar pada salah urus ekonomi selama bertahun-tahun sebelum kepresidenannya, bersama dengan pandemi COVID-19 yang secara drastis mengurangi kedatangan turis Sri Lanka dan pengiriman uang dari pekerja asing.

"Adalah keyakinan pribadi saya bahwa saya mengambil semua langkah yang mungkin untuk mengatasi krisis ini, termasuk mengundang anggota parlemen untuk membentuk pemerintah semua partai atau persatuan," kata surat itu.

Parlemen selanjutnya akan bertemu pada hari Selasa untuk menerima nominasi untuk jabatan presiden. Pemungutan suara untuk memutuskan pemimpin negara itu akan berlangsung pada hari Rabu.

Enam kali perdana menteri Ranil Wickremesinghe, sekutu Rajapaksa yang merupakan satu-satunya wakil partainya di parlemen, telah dilantik sebagai penjabat presiden sampai saat itu.

Wickremesinghe, yang juga ingin disingkirkan para pengunjuk rasa, terpilih sebagai calon presiden dari partai yang berkuasa pada hari Jumat, yang mengarah ke prospek kerusuhan lebih lanjut jika dia terpilih.

Calon presiden dari pihak oposisi adalah Sajith Premadasa, sedangkan calon kuda hitamnya adalah anggota parlemen senior partai berkuasa Dullas Alahapperuma.

Lebih dari 100 polisi dan personel keamanan dengan senapan serbu dikerahkan di jalan menuju parlemen pada Sabtu, menjaga barikade dan meriam air untuk mencegah kerusuhan. Kolom pasukan keamanan berpatroli di jalan pendekatan lain ke parlemen, meskipun tidak ada tanda-tanda pengunjuk rasa.

Protes jalanan atas krisis ekonomi Sri Lanka membara selama berbulan-bulan sebelum memuncak pada 9 Juli, dengan pengunjuk rasa menyalahkan keluarga Rajapaksa dan sekutunya atas inflasi yang tak terkendali, kekurangan barang-barang pokok, dan korupsi.

Antrian bahan bakar selama berhari-hari telah menjadi hal biasa di negara kepulauan berpenduduk 22 juta jiwa itu, sementara cadangan devisa telah menyusut mendekati nol dan inflasi utama mencapai 54,6 persen bulan lalu.

Menteri Energi Kanchana Wijesekera mengatkan, Sri Lanka menerima yang pertama dari tiga pengiriman bahan bakar pada Sabtu (16/7). Ini adalah pengiriman pertama yang tiba di negara itu dalam waktu sekitar tiga minggu.

Pengiriman diesel kedua juga akan tiba pada  Sabtu. Sementara itu, pengiriman bensin akan dilakukan pada Selasa. "Pembayaran selesai untuk ketiganya," kicau Wijesekera.

Sumber: Reuters

KEYWORD :

Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa Krisis Ekonomi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :