Sabtu, 18/05/2024 20:15 WIB

Jemaah Furoda Desak Jannah Firdaus Proses Refund 100 Persen

Jemaah Furoda Desak Jannah Firdaus Proses Refund 100 Persen

Ibadah haji di Mekah, Arab Saudi (Foto: AFP)

Jakarta, Jurnas.com - Puluhan jemaah haji furoda Jannah Firdaus Tour & Travel yang menuntut pengembalian uang (refund) segera dilakukan, tak kunjung mendapat angin segar dari pihak manajemen. Mereka malah dipersulit dan diancam karena melayani wawancara awak media.

Ahmad, jemaah yang pergi bersama istri dan kerabatnya memilih memutuskan tidak berangkat setelah manajemen travel memutuskan membatalkan haji Furoda pada 26 Juni melalui pesan WhatsApp. Rencananya, Jannah Firdaus akan memberangkatkan seluruh jemaah haji furoda tahun ini pada 28 Juni.

Namun, mendekati jadwal keberangkatan visa furoda tak kunjung terbit. Untuk menghindari risiko terlalu besar terkait maskapai penerbangan dan hotel selama di tanah suci, manajemen memutuskan membatalkan.

Tiba-tiba pada 29 Juni dini hari travel haji tersebut mengklaim telah mendapatkan kuota visa untuk memberangkatkan seluruh jemaah. Manajemen pun terburu-buru memberikan batas waktu pada jemaah untuk memilih pergi tahun ini dengan syarat langsung pelunasan dan penambahan biaya US$2000, atau menunda tahun depan tapi uang DP ditahan. Menanggapi hal ini, Ahmad beserta Jemaah lainnya memutuskan tidak pergi tahun ini dan menuntut uang muka 100 persen kembali.

"Manajemen tidak pernah tegas dari awal. Selalu plin plan. Apalagi, sebelumnya manajemen melalui agen sales yang mengurus kepergian kita sudah menjanjikan mengawal 100 persen refund, selama 7-14 hari kerja dimulai dari pengajuan refund tertanggal 28 Juni itu. Sekarang opsinya berangkat tahun ini dengan kenaikan atau tahun depan tapi uang DP kita ditahan. Ini kan aneh," tegas Ahmad saat dihubungi pada Sabtu (9/7).

Ahmad menambahkan, manajemen dari awal sudah menunjukan itikad tidak baik. MoU yang seharusnya diberikan saat pembayaran DP pertama mundur sampai diterima saat mereka membatalkan haji furoda.

"Saya sudah tagih terus. Saya bahkan bermaksud menarik kembali DP dari awal ketika MoU belum ada di tangan saya pada 2 Juni, tapi mereka selalu berkelit jika direkturnya sedang umroh lah, atau sudah ditandatangani dan disiapkan lah. Tapi pada kenyataanya isinya juga cacat hukum karena ada beberapa poin yang tidak sesuai. Tapi si agen salesnya selalu berdalih dengan mengatakan gampang dan akan diurus saat pelunasan," imbuh Ahmad.

Kini saat jemaah menuntut hak pengembalian dana mereka, ditambahkan Ahmad, manajemen seolah mempersulit. "Tetap tidak konsisten dan malah menganggap kita mundur dengan risiko kehilangan uang kita. Padahal jelas-jelas mereka yang memutuskan batal dan kita mengambil hak kita," ujar Ahmad.

Hal tersebut juga diamini Mubin, jemaah dari Jawa Timur. Ia mengatakan saat manajemen memutuskan pembatalan haji furoda dirinya dan istri sudah mengonfirmasi perihal penarikan paspor dan refund tersebut.

"Bahkan kita sudah memastikan proses refund ini ke agen sales yang menangani saya dan jemaah lainnya itu. Agen itu bertindak atas nama manjemen dan dengan tegas mengatakan kesempatan visa furoda tahun ini tipis sekali. Jadi, tidak masalah bagi kita yang akan ambil paspor duluan, pulang ke daerah masing-masing menenangkan diri. Malah dia menjamin tidak akan ada potongan dana refund loh," ungkap Mubin.

Seperti halnya Mubin, jemaah lainnya juga memilih mengembalikan koper dan peralatan haji yang diberikan perusahaan travel itu atas saran agen sales pada 28 Juni 2022. Namun, ketika permasalahan pengembalian semakin rumit menyusul adanya jemaah calon haji furoda yang gagal sikap manajemen ditambahkan Mubin semakin membingungkan.

"Saya dan jemaah lainnya berharap paling lama 14 hari kerja setelah proses refund tanggal 28 Juni itu uang jemaah sudah ditransfer, karena agennya sendiri yang menjanjikan akan mengurus proses refund sampai tuntas. Tapi malah kita dituduh mengundurkan diri dan terancam kehilangan uang kita. Saya tidak paham lagi travel ini maunya gimana," ujar Mubin lagi.

Sementara itu, secara terpisah jemaah lainya yang gagal berangkat karena setelah melakukan pelunasan juga mengalami nasib sama dengan Ahmad dan Mubin. Bahkan mereka telah membayar lunas biaya haji furoda berdasarkan kelas yang ditawarkan oleh travel.

"Ini sebenarnya salah satu alasan saya dan beberapa k+jemaah yang mengambil Langkah preventif mengurus proses refund setelah travel memutuskan cancel. Tapi untuk jamaah yang memilih lanjut berihtiar pun tidak dijamin 100 persen akan mendapatkan visa. Kita semua sama-sama dipersulit untuk mengambil hak kita," terang Mubin.

Linda, jemaah asal Makassar, dalam sebuah pertemuan tertutup yang digelar pada 5 Juli oleh manajemen Jannah Firdaus, mengaku mendapatkan teguran dan ancaman yang dialamatkan kepada seluruh jemaah. Alasannya, kabar gagalnya keberangkatan jemaah haji furoda Jannah Firdaus bocor ke media. Bahkan, pimpinan Jannah Firdaus mewanti-wanti bahwa dia siap menyeret jemaah yang memfitnah perusahaan ke polisi.

Dan sebagai solusi, lanjut Linda, Janaah Firdaus menawarkan tiga opsi. Pertama, penundaan keberangkatan hingga tahun depan tanpa refund, dan biaya keberangkatan tidak mengalami penambahan. Kedua, perusahaan menahan US$7000 sebagai uang muka tahun depan. Ketiga, dana US$7000 milik jemaah yang mengajukan refund ditahan hingga Jannah Firdaus mendapatkan jemaah baru.

"Kalau dana saya ditahan US$7000 kan kesannya saya dipaksakan untuk ikut. Kedua, saya harus jadi sales. Logikanya, masa saya mau cari jemaah masuk ke lubang (travel) yang sama. Saya juga tidak tahu setelah dapat jemaah pengganti bagaimana mekanismenya," imbuh Linda.

Direktur Sales Jannah Firdaus Tour and Travel, Rahmat Syam belum merespons saat dimintai tanggapan terkait masalah ini.

KEYWORD :

Haji Furoda Jannah Firdaus Mekah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :