Kamis, 09/05/2024 00:21 WIB

Iran Luncurkan Roket Pembawa Satelit Zuljanah

Iran luncurkan roket pembawa satelit Zuljanah.

Ilustrasi (Foto: IRNA)

JAKARTA, Jurnas.com – Otoritas Iran telah menguji peluncur satelit Zuljanah untuk kedua kalinya untuk tujuan penelitian.

Media Iran pada Minggu mengutip juru bicara Kementerian Pertahanan (Kemhan) Iran yang mengatakan kendaraan satelit diluncurkan dengan target suborbital, dan bahwa data yang dikumpulkan dari peluncuran akan menginformasikan peluncuran ketiga yang direncanakan.

Televisi pemerintah menayangkan cuplikan peluncuran, yang tampaknya berjalan tanpa masalah, tetapi tidak ada konfirmasi apakah itu berhasil.

Peluncuran itu dilakukan setelah berminggu-minggu spekulasi karena gambar satelit muncul untuk menunjukkan bahwa Iran sedang mempersiapkan peluncuran di Pelabuhan Luar Angkasa Imam Khomeini di provinsi Semnan.

Beberapa spesialis kedirgantaraan Iran telah meninggal dalam keadaan misterius dalam beberapa pekan terakhir. Tidak jelas apakah ada hubungannya.

Kemhan Iran, yang bertanggung jawab atas peluncuran Zuljanah, mengatakan salah satu dari mereka, Mohammad Abdous yang berusia 33 tahun, adalah karyawannya dan dia meninggal saat dalam misi di Semnan, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Pejabat Iran belum memberikan komentar apapun sebelum peluncuran. Tidak ada konfirmasi kapan peluncuran berlangsung.

Peluncuran terbaru Zuljanah terjadi beberapa bulan setelah Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) berhasil menempatkan satelit militer kedua, yang disebut Noor 2, ke orbit pada bulan Maret.  Pada saat itu, pasukan elit mengatakan Noor 2 mengorbit pada ketinggian 500 km (311 mil).

Iran meluncurkan satelit militer pertamanya, Noor, yang berarti cahaya, di orbit 425km (265 mil) di atas permukaan bumi pada tahun 2020.

Amerika Serikat (AS) sebelumnya menyatakan keprihatinannya atas program satelit Iran, dengan mengatakan bahwa teknologi balistik jarak jauh yang sama yang digunakan untuk menempatkan satelit ke orbit juga dapat digunakan oleh Teheran untuk meluncurkan senjata jarak jauh, bahkan mungkin hulu ledak nuklir.

Iran telah secara konsisten menolak peringatan tersebut. Ia menyatakan bahwa program nuklirnya benar-benar damai.

Berita peluncuran itu muncul sehari setelah pejabat tinggi kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, dalam perjalanan ke Teheran, setuju dengan para pejabat Iran untuk memulai kembali pembicaraan dengan AS guna memulihkan kesepakatan nuklir Iran 2015 dengan kekuatan dunia.

Jika berhasil, pembicaraan itu dapat mencabut sebagian besar sanksi keras yang telah dijatuhkan AS terhadap Iran sejak 2018, ketika Washington secara sepihak mengabaikan perjanjian itu.

Sebagai gantinya, Iran akan mengembalikan pembatasan signifikan pada program nuklirnya yang telah disepakati sebagai bagian dari kesepakatan awal.

KEYWORD :

Iran Satelit Zuljanah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :