Senin, 29/04/2024 16:21 WIB

NOAM CHOMSKY

Noam Chomsky dan Kemenangan Trump

Menurut Chomsky, apa yang disebut sebagai Demokrat Baru sebenarnya kurang lebih sama dengan

Noam Chomsky.(foto:newyorker)

Noam Chomsky adalah tipe ilmuwan yang sering mengritik keras kebijakan-kebijakan AS. Guru besar linguistik Institut Teknologi Massachusetts (MIT) berusia 88 tahun ini menggeluti linguistik yang membawanya pada studi politik. Kritik-kritik kerasnya pada AS, membuat buku-buku telaahnya jarang mendapat tempat untuk ditampilkan di media AS karena dianggap terlalu radikal.

Paska terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS November lalu, ia diwawancarai oleh banyak media, yang kemudian dipublikasikan dalam bentuk video-video dan ditampilkan melalui kanal youtube. Ulasannya mengalir jauh, mulai dari dampak pemanasan global, praktik perdagangan AS dan wabah menurunnya tingkat ekonomi yang menyerang kalangan menengah ke bawah AS, yang menurutnya memiliki kesinambungan dengan kemenangan Donald Trump.

Pada sebuah wawancaranya yang diunggah pada 14 November lalu, Chomsky juga mengritik (Hillary) Clinton yang mewakili kebijakan yang ditakuti dan dibenci, sementara Trump dipandang sebagai simbol "perubahan". Sebuah perubahan yang memerlukan kehati-hatian untuk melihat proposal yang sebenarnya, yaitu sesuatu yang sebagian besar hilang dalam capaian publik. Kampanye Trump sendiri adalah hal yang luar biasa dalam menghindari isu-isu, dan komentar media secara umum. Menjaga dengan benar konsep "objektivitas", berarti melaporkan secara benar dan akurat yang masih dalam ikatan "sabuk pengaman", yang tidak berkeliaran.

Menurut Chomsky, apa yang disebut sebagai Demokrat Baru sebenarnya kurang lebih sama dengan "Partai Republik yang Moderat". Jadi, "Revolusi Politik" yang disuarakan oleh Bernie Sanders adalah benar.

Namun, Republik telah bergerak jauh menuju pada dedikasi sektor korporasi yang tidak bisa berharap pada penilaian programnya yang sebenarnya kaya, dan berpaling ke mobilisasi sektor populasi yang berlimpah, tapi tidak terorganisir kekuatan koalisi politik: evangelist, nativist, rasis dan korban globalisasi yang dirancang untuk mengatur orang yang bekerja di seluruh dunia dalam persaingan satu sama lain. Sementara mereka juga bergerak untuk melindungi hak-hak istimewa dan merusak langkah-langkah hukum.

"Salah satu prestasi besar dari sistem doktrinal adalah mengalihkan kemarahan dari sektor korporasi kepada pemerintah yang menerapkan program yang di desain oleh korporasi, seperti perjanjian hak perusahaan atau investor yang sangat proteksionis yang keliru digambarkan secara seragam oleh media sebagai "perjanjian perdagangan bebas" dan komentar-komentarnya," demikian Chomsky.

Pemerintah, dengan semua kesalahannya, sampai batas tertentu, di bawah popularitas dan kontrol, bukanlah seperti sektor korporasi. Hal ini sangat menguntungkan dunia usaha yang pada batas tertentu mendorong kebencian pada birokrasi pemerintah dan menyingkirkan gagasan subversif dari pikiran bahwa pemerintah mungkin menjadi instrumen kehendak populer, pemerintah, oleh dan untuk rakyat.[]

KEYWORD :

noam chomsky donald trump visi gelap




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :