Sabtu, 18/05/2024 18:38 WIB

Kementan akan Fasilitasi Pengembangan Kedelai Seluas 52 Ribu Hektare

Pihaknya juga mengajak peran off taker sebagai avalis pembiayaan

Varietas kedelai, devon-1. (Foto: Balitbangtan)

JAKARTA, Jurnas.com - Kementerian Pertanian (Kementan) akan memfasilitasi pengembangan kedelai seluas 52 ribu hektare yang tersebar di 16 daerah pada tahun 2022.

Demikian disampaikan Direktur Aneka Kacang dan Umbi, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Yuris Tiyanto dalam keterangannya diterima Jurnas.com, Senin (21/2).

"Enam belas daerah tersebut yaitu Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Nusa Tenggara Timur, Riau, Jambi, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Bali, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawaesi Tenggara, dan Sulawesi Barat," jelasnya.

Di samping itu, Yuris melanjutkan, pihaknya juga mengajak peran off taker sebagai avalis pembiayaan. "Dengan menggandeng off taker, maka dimungkinkan untuk menjadi penjamin untuk pembiayaan KUR dan sekaligus pemasaran hasil petani kedelai," ungkapnya.

Penanaman kedelai seluas 52 ribu hektare nantinya akan dijadikan benih pada luasan 30 ribu hektare (dengan produktivitas benih 1 ton per hektare) dan menghasilkan 30 ribu ton yang selanjutnya akan digunakan untuk areal tanam menggunakan anggaran non APBN.

Produktivitas kedelai yang dihasilkan diharapkan mencapai 1,7 ton per hektare sehingga total kedelai yang dihasilkan di tahun 2022 diharapkan mencapai 1.040.000 ton atau senilai Rp 8,44 Triliun, dengan harga kedelai konsumsi per kg Rp8.500.

Sebagai informasi, produksi kedelai dalam negeri kurang dari 1 juta ton per tahun sementara kebutuhan kedelai per tahun rata-rata mencapai 2 ton. Sehingga untuk mencukupinya, didatangkan kedelai dari luar negeri yang sebagian besar merupakan kedelai hasil rekayasa genetika (GMO).

Untuk itu, Yuris mendorong petani untuk kembali menanam kedelai di sentra produksi kedelai yang sudah ada. Dia berharap produktivitas bisa meningkat.

"Selama ini kuncinya ada di ketersediaan benih. Dengan pengawalan ketat akan dilakukan tanam di lahan kering, dan sebagian tumpang sisip dengan jagung, tebu dan kelapa sawit sebelum 4 tahun," tutupnya.

KEYWORD :

Kementan Pengembangan Kedelai




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :