Sabtu, 18/05/2024 12:37 WIB

Johnson & Johnson Diam-diam Hentikan Produksi Vaksin COVID-19

Pabrik di kota Leiden, Belanda tersebut, diperkirakan akan mulai membuat vaksin lagi setelah beberapa bulan.

Botol berlogo Johnson & Johnson yang ditampilkan dalam ilustrasi ini yang diambil 31 Oktober 2020. REUTERS/Dado Ruvic

LEIDEN, Jurnas.com - Johnson & Johnson diam-diam menutup satu-satunya pabrik yang membuat batch vaksin COVID-19 yang dapat digunakan akhir tahun lalu, New York Times (NYT) melaporkan, mengutip orang-orang yang mengetahui keputusan tersebut.

Disebutkan bahwa penghentian tersebut bersifat sementara. Pabrik di kota Leiden, Belanda tersebut, diperkirakan akan mulai membuat vaksin lagi setelah beberapa bulan.

NYT melaporkan, pabrik tersebut malah membuat vaksin eksperimental tetapi berpotensi lebih menguntungkan untuk melindungi dari virus yang tidak terkait.

Johnson & Johnson saat ini memiliki jutaan dosis vaksin COVID-19 dalam persediaan, kata perusahaan itu dalam sebuah email, menambahkan bahwa mereka terus menyediakan semua situs pengisian dan penyelesaiannya dengan zat obat yang diperlukan untuk memproduksi vaksinya.

"Kami terus memenuhi kewajiban kontraktual kami sehubungan dengan Fasilitas COVAX dan Uni Afrika," kata Johnson & Johnson.

Laporan NYT mengatakan, dengan pabrik Leiden sementara tidak beroperasi tersebut, bisa mengurangi pasokan vaksin Johnson & Johnson dengan beberapa ratus juta dosis.

Fasilitas lain telah disewa untuk memproduksi vaksin tetapi mereka belum beroperasi atau belum menerima persetujuan peraturan untuk membuat vaksin, tambah laporan itu.

Produsen obat itu pada bulan lalu memperkirakan penjualan vaksin COVID-19 sebanyak $3,5 miliar atau sekitar Rp50 triliun pada tahun 2022, melonjak 46 persen, setelah bernasib buruk dibandingkan dengan para pesaingnya.

Perusahaan melaporkan penjualan sebesar $2,39 miliar atau sekitar Rp34 triliun untuk suntikan COVID pada tahun 2021, meleset dari targetnya sendiri sebesar $2,5 miliar atau sekitar Rp35,9 triliun dalam satu tahun yang ditandai.

Perkiraan tesebut meleset karena kendala manufaktur, masalah keamanan, dan permintaan yang tidak merata untuk vaksin yang pernah disebut-sebut sebagai alat yang menjanjikan untuk menginokulasi populasi di daerah terpencil.

Sumber: Reuters

KEYWORD :

Johnson & Johnson Vaksin COVID-19




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :