Sabtu, 04/05/2024 06:50 WIB

Teleskop Webb Lanjutkan Perburuan Planet Baru di Luar Bumi

Teleskop terbesar yang pernah ada, James Webb, akhirnya resmi diluncurkan pada Minggu (26/12) kemarin dari Guyana, Prancis. Penerbangan teleskop seharga US$10 miliar ini ke orbit berlangsung kurang dari setengah jam.

Teleskop James Webb (Foto: Doknet)

New York, Jurnas.com - Teleskop terbesar yang pernah ada, James Webb, akhirnya resmi diluncurkan pada Minggu (26/12) kemarin dari Guyana, Prancis. Penerbangan teleskop seharga US$10 miliar ini ke orbit berlangsung kurang dari setengah jam.

Webb, yang merupakan nama salah satu arsitek pendaratan Apollo Moon, adalah penerus teleskop Hubble. Ribuan orang di seluruh dunia telah mengerjakan proyek ini selama 30 tahun terakhir.

Inti dari kemampuan fasilitas baru ini adalah cermin emas selebar 6,5 meter. Ukurannya hampir tiga kali lebih lebar dari reflektor utama Hubble.

Optik yang diperbesar, dikombinasikan dengan empat instrumen super-sensitif, akan memungkinkan para astronom untuk melihat lebih dalam ke luar angkasa, lebih jauh ke masa lalu dari pada sebelumnya.

Target utamanya adalah zaman bintang pionir yang mengakhiri kegelapan, yang diteorikan telah mencengkeram kosmos tak lama setelah Big Bang lebih dari 13,5 miliar tahun lalu.

Reaksi nuklir pada objek-objek inilah yang akan membentuk atom-atom berat pertama yang esensial bagi kehidupan, yaitu karbon, nitrogen, oksigen, fosfor, dan belerang.

Tujuan menyeluruh lainnya untuk Webb adalah menyelidiki atmosfer planet yang jauh. Ini akan membantu para peneliti mengukur apakah ada planet yang layak huni.

"Kita akan memasuki rezim astrofisika yang sama sekali baru, perbatasan baru; dan itulah yang membuat banyak dari kita bersemangat tentang Teleskop Luar Angkasa James Webb," kata Heidi Hammel, astronom planet dan ilmuwan interdisipliner di misi dikutip dari BBC.

Proses unfurling memakan waktu sekitar dua minggu. Cermin besar Webb kemudian harus difokuskan. 18 segmen yang membentuk reflektor ini memiliki motor kecil di bagian belakang yang akan menyesuaikan kelengkungan.

"Dan kemudian yang paling penting adalah semuanya harus menjadi sangat dingin," jelas Mark Mark McCaughrean, penasihat sains senior di Badan Antariksa Eropa.

"Teleskop ini sebenarnya akan berada pada suhu minus 233 derajat Celcius. Baru setelah itu ia akan berhenti bersinar pada panjang gelombang inframerah di luar jangkauan yang kita inginkan teleskop ini bekerja. Dan hanya dengan begitu ia akan dapat mengambil gambar sensitif dari Alam Semesta yang jauh di mana galaksi-galaksi pertama lahir, dan planet-planet mengelilingi bintang-bintang lain. Jadi, perjalanan masih panjang," tutup dia.

KEYWORD :

Teleskop James Webb Planet Baru Layak Huni Bumi Astronot NASA




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :