Jum'at, 17/05/2024 22:24 WIB

Kementan Dorong Regenerasi Petani di Sektor Pertanian

Sekitar 70 persen petani saat ini hanya lulusan sekolah dasar (SD), dan bahkan tidak bersekolah sama sekali. Hanya satu 1,5 persen saja petani yang lulus perguruan tinggi, baik melalui program D3, D4, dan program sarjana.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi membuka Rembug Paripurna KTNA Nasional pada Kamis (23/9)

JAKARTA, Jurnas.com - Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi mendorong regenerasi petani di sektor pertanian.

"Kalau kita lihat komposisinya dari 33 juta petani kurang dari 30 persen petani kita di bawah 45 tahun. Ternyata sebagian besar petani kita berumur lebih dari 45 tahun atau 70 persen petani kita berumur tua," kata Dedi, Jakarta, Kamis (11/11).

Dedi juga mengatakan, sekitar 70 persen petani saat ini hanya lulusan sekolah dasar (SD), dan bahkan tidak bersekolah sama sekali. Hanya satu 1,5 persen saja petani yang lulus perguruan tinggi, baik melalui program D3, D4, dan program sarjana.

"Oleh karena itu, regenerasi petani dari petani tua kepada petani muda (milenial) adalah menjadi keharusan," kata Dedi.

Dedi mengatakan, alasan untuk melakukan regenerasi pentanian karena Kementan sedang melakukan transformasi pertanian menjadi sebuah agribisnis.

"Pertanian tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan sendiri untuk mencukupi kebutuhan keluarga, tapi pertanian harus dijadikan alat untuk mencari duit sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu, kita harus bangun sistem agrbisnis," ujarnya.

Alasan lain, lanjut Dedi, Kementan juga sudah dan sedang melakukan transformasi dari pertanian tradisional yang produktivitasnya rendah ke pertanian modern yang produktivitasnya tinggi.

"Disaat penduduk kita masih sedikit cara tradisional nggak apa-apa, tapi saat ini penduduk kita sudah lebih dari 273 juta jiwa, kalau masih mengandalkan pertanian tradisional itu tidak mungkin," kata Dedi.

Karan itu, Kementan akan membangun sistem agribisnis yang berbasis inovasi teknologi modern era industri 4.0. Seperti pemanfaatan alat mesin pertanian dari hulu hingga hilir, dan produk bio sains seperti varietas yang menghasilkan produktivitas tinggi.

"Siapa yang mampu menggunakan smart farming tidak lain adalah petani milenial karena petani milenial itu cerdas. Petani milenial itu adaptif  terhadap pemanfaatan Internet of Things dari hulu hingga hilir," ujarnya.

"Misalnya, memanfaatkan alat mesin panen yang tidak ada sopirnya karena semua sudah dikendalikan dengan Internet of Things bahan sampai pada pengolahan," kata Dedi.

Untuk mendorong keberlanjutan pembangunan pertanian, Kementan juga memaksimalkan Proyek Integrated Partisipatory Development and Management of Irrigation Project (IPDMIP), yang dilaksanakan di Daerah Irigasi (DI).

IPDMIP secara khusus fokus kepada pelatihan melalui Sekolah Lapang. IPDMIP juga gencar melakukan Pelatihan Literasi Keuangan dengan sasaran di antaranya penciptaan wirausaha baru melalui petani milenial.

Hal ini selaras dengan upaya BPPSDMP Kementan untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) pertanian yang profesional, mandiri, modern dan berjiwa entrepreneurship.

KEYWORD :

Regenerasi Petani Dedi Nursyamsi BPPSDMP IPDMIP




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :