Jum'at, 17/05/2024 18:38 WIB

Pimpinan Tertinggi Taliban Peringatkan Adanya Penyusup

Yaqoob, putra pendiri Taliban Mullah Mohammad Omar, menambahkan bahwa setiap elemen nakal di antara jajaran akan ditangani.

Seorang anggota pasukan Taliban duduk di atas kendaraan lapis baja di luar Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, pada 16 Agustus 2021. (Foto: Reuters/Stringer)

JAKARTA, Jurnas.com - Pemimpin tertinggi Taliban, Haibatullah Akhunzada, memperingatkan kelompok itu bahwa mungkin ada entitas tidak dikenal di antara barisan mereka yang bekerja melawan kehendak pemerintah.

Dikutip dari Aljazeera, peringatan itu dikaitkan dengan Akhunzada yang diedarkan secara luas di akun media sosial Taliban pada Kamis (4/11).

Pemimpin tertinggi Taliban tidak terlihat di depan umum sejak kelompok itu merebut ibu kota Afghanistan Kabul pada 15 Agustus dan mendeklarasikan emirat Islam menyusul pasukan Amerika Serikat (AS) mundur setelah pendudukan selama beberapa dekade.

Sejak Taliban menguasai negara itu, kepemimpinannya telah berulang kali memperingatkan penipu dan penjahat bergabung dengan kelompok itu dalam upaya untuk merusak citranya.

Pada September, penjabat Menteri Pertahanan Mullah Mohammad Yaqoob menyuarakan keprihatinan dalam pesan audio.

"Ada beberapa orang jahat dan korup yang ingin bergabung dengan kami… Untuk memenuhi kepentingan mereka sendiri atau untuk mencemarkan nama baik kami dan membuat kami terlihat buruk," katanya.

Yaqoob, putra pendiri Taliban Mullah Mohammad Omar, menambahkan bahwa setiap elemen nakal di antara jajaran akan ditangani.

Dalam beberapa bulan terakhir, Taliban telah memperluas perekrutannya karena berusaha memenuhi janji untuk menjaga keamanan di negara itu. Tetapi kelompok tersebut telah menghadapi serangkaian serangan mematikan dari saingannya, termasuk Negara Islam di Provinsi Khorasan, kelompok bersenjata ISKP (ISIS-K), afiliasi ISIL.

Pada hari Selasa, sedikitnya 19 orang tewas dalam serangan terhadap sebuah rumah sakit militer di Kabul yang diklaim oleh ISKP.

Taliban juga mengumumkan amnesti nasional dan berjanji untuk mengizinkan perusahaan media swasta untuk terus beroperasi secara bebas dan independen. Namun, ada laporan tentang beberapa pejuang Taliban yang diduga melecehkan wartawan, dan yang lainnya dituduh secara paksa menyita properti di beberapa provinsi.

Menyusul laporan tersebut, kantor Akhunzada mengeluarkan dekrit pada akhir September yang melarang anggota kelompok memasuki rumah dan kantor "di Kabul atau sekitarnya dengan dalih memeriksa kendaraan atau peralatan. Tidak ada yang diizinkan untuk mengambil kendaraan atau peralatan atas nama pemerintah Afghanistan," katanya.

Namun, ada laporan lanjutan tentang pejuang Taliban yang memaksa ratusan keluarga keluar dari rumah mereka di provinsi tengah Daikondi.

KEYWORD :

Taliban Haibatullah Akhunzada Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :