https://www.jurnas.com/images/img/conf-Jurnas_11.jpg
Beranda News Ekonomi Ototekno Gaya Hidup Hiburan Olahraga Humanika Warta MPR Kabar Desa Terkini

Netanyahu Minta Penyelidik dalam Persidangan Korupsinya Diselidiki

Supianto | Kamis, 10/09/2020 09:15 WIB

Jaksa Agung Israel menuduh Netanyahu mencoba mendiskreditkan sistem peradilan pidana negara saat diadili karena penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Brussels, Belgia pada 11 Desember 2017 (Foto: Dursun Aydemir/Anadolu Agency)

Yerusalem, Jurnas.com - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyerukan penyelidikan terhadap para penyelidik yang mengajukan tuduhan korupsi terhadap dirinya.

Di tengah lonjakan kasus virus corona (COVID-19), Jaksa Agung Israel menuduh Netanyahu mencoba mendiskreditkan sistem peradilan pidana negara saat diadili karena penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan.

Minggu ini, partai Likud sayap kanan Netanyahu dan sekutunya geram setelah berita Channel 12 Israel melaporkan, polisi dan jaksa penuntut tidak berahasil mengungkapkan dugaan konflik kepentingan seorang penyelidik yang menurut laporan itu terlibat dalam kasus-kasus terhadapnya.

Baca juga :
Puluhan Ribu Warga Israel Kembali Protes Rencana Reformasi Peradilan

"Jelas bahwa polisi dan penuntut membuat keputusan politik yang bertentangan dengan keadilan dan hukum untuk menjatuhkan perdana menteri sayap kanan," kata Netanyahu pada awal pertemuan Likud pada Rabu (9/9) malam.

"Perilaku ini harus diselidiki," kata Netanyahu, yang secara konsisten menuduh polisi dan jaksa melakukan bias terhadapnya.

Baca juga :
Arab Saudi dan Iran Berdamai, PM Israel Lontarkan Peringatan

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Kehakiman Israel mengatakan penyelidik yang dirujuk dalam laporan Channel 12 tidak terlibat dalam kasus di mana orang tersebut diduga memiliki konflik kepentingan.

Jaksa Agung Israel, Avichai Mandelblit menyebut klaim ketidakwajaran peradilan sebagai kebohongan tak berdasar yang sepenuhnya dimaksudkan untuk mendelegitimasi sistem peradilan dan keputusannya terkait perdana menteri.

Baca juga :
Netanyahu: Berdamai dengan Arab Saudi Kunci Akhiri Konflik Arab-Israel

Perdana menteri terlama Israel menghadapi kemarahan publik atas tuduhan korupsi dan penanganannya terhadap pandemi, menarik ribuan orang ke jalan dalam protes hampir setiap hari.

Israel mengalami lonjakan tajam kasus baru setelah keberhasilan awal pada awal pandemi, dan pada Selasa memulai kampanye jam malam dan penutupan sekolah selama seminggu. Tel Aviv melaporkan 1.048 kematian dan lebih dari 139.000 kasus di antara sembilan juta penduduknya.

Netanyahu, yang pengadilan korupsinya dimulai pada Mei dan akan dilanjutkan pada Januari, dilantik untuk masa jabatan kelima musim panas ini setelah mencapai kesepakatan persatuan dengan saingan utama pemilihannya, mantan kepala angkatan bersenjata Benny Gantz.

Berbicara setelah pernyataan Netanyahu, Gantz, yang telah berselisih dengan perdana menteri mengenai tanggapan virus korona dan kebijakan fiskal. "Serangan tajam oleh pemerintah terhadap sistem penegakan hukum berbahaya bagi demokrasi Israel," katanya. (Reuters)

(Supianto)
KEYWORD :

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Skandal Korupsi