Kamis, 25/04/2024 16:11 WIB

Syahrul Yasin Limpo Serukan Aktivitas Pertanian Tak Berhenti

kegiatan ekspor kali merupakan jalan keluar mendukung perekonomian dengan mengorientasikan medical solution juga sekaligus bertujuan kepada ketahanan pangan masyarakat.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo di sela ekspor komoditas pertaniand ari Makassar pada Rabu 22 Aprial 2020. (Foto: Kementan)

Makassar, Jurnas.com - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melepas ekspor kacang meteolahannya minyak cashew nut shell liquid (CNSL) dedak gandum, merica dan cengkeh dengan total nilai Rp23,7 miliar dari Salodong, Makassar, Rabu (22/04).

 

"Hari ini kita melepas ekspor mete ke Eropa dan Amerika ada lima kontainer, dan terus ada pelet ke China dan itu sangat besar nilainya," kata Syahrul pada kesempatan tersebut.

Saat menyerahkan sertifikat karantina atau phytosantary certificate sebagai persyaratan negara tujuan, Syahrul mengatakan, ekspor komoditas pertanian kali ini merupakan bentuk nyata kegiatan sektor pertanian yang dilakukan mendukung perekonomian dengan memperhatikan protokol kesehatan secara ketat.

"Mete itu lebih banyak dikerjakan dengan padat karya dari orang-orang untuk memastikan pangan harus tetap tersedia, dan disitulah posisi kami hari ini demi kepentingan-kepentingan secara menyeluruh. Aktivitas pertanian tidak boleh berhenti, namun tetap harus memperhatikan kesehatan," kata Syahrul.

Sudah menjadi gambaran nyata di tengah masyarakat saat ini wabah COVID-19 memang tidak hanya berdampak kepada kesehatan, tetapi juga kepada ekonomi secara global.

Karena itu, Syahrul mengatakan, kegiatan ekspor kali merupakan jalan keluar mendukung perekonomian dengan mengorientasikan medical solution juga sekaligus bertujuan kepada ketahanan pangan masyarakat.

"Padat karya disini saja ada 1.200 orang, perekonomian pertanian tetap jalan. Kita lihat disini mereka mengikuti manual manual kesehatan yang ada, cuci tangan pun (di wastafel) dilakukan tidak boleh kurang dari satu meter," tambahnya.

Lebih lanjut, Syahrul mengungkapkan dukungannya terkait pengembangan komoditas mete yang banyak dihasilkan dari para petani di seluruh wilayah Sulawesi, Nusa tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur ini.

"Mete ini hanya kita yang punya, kami harus membosster untuk lebih luas, Lahan-lahan mete harus diperkuat lagi, menjadi konsentrasi untuk 6 juta pohon kedepannya menjadi kerjasama kami," kata Syahrul.

Sementara itu disela-sela acara, Manajer Ekspor Impor PT. Comextra Majora, Agung Wisnu Broto menyampaikan bahwa pihaknya didalam kegiatan usaha perbulan dapat mengirimkan 50 kontainer kacang mete ke berbagai negara tujuan eskpor.

"Isi per satu kontainer rata-rata sebanyak 16 ton. Kita mengirimnya hampir ke seluruh negara rata-rata sampai 50 kontainer perbulan. Kalau hasil olahan kulit mete jadinya minyak CNSL dikirim untuk permintaan China, Amerika India dan Korea guna memenuhi kebutuhan bahan bakar non fosil, rata-ratanya hasilnya 21 ton per-kontainer untuk satu harinya" kata Agung.

KEYWORD :

Virus Corona Syahrul Yasin Limpo Eskpor Pertanian Ekspor Mete




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :