Sabtu, 20/04/2024 18:00 WIB

Peluang Bisnis Petani Milenial di Tengah Pandemi Virus Corona

Generasi milenial bidang pertanian saat ini tak hanya jago dalam bertani, namun juga punya keahlian dalam berwirausaha tani dengan memanfaatkan teknologi digital.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo saat talkshow Peta Jalan Pembangunan Pertanian ke Depan yang Maju, Mandiri dan Modern di Gedung PIA, Jumat 31 Januari 2020. (Foto: Jurnas/Ist))

Jakarta, Jurnas.com -  Pandemi virus corona (COVID-19) yang mempengaruhi aktivitas di berbagai sektor, merupakan peluang bagi pelaku usaha di pertanian untuk tetap menyediakan pangan sehat, mengolah hingga mendistribusikan ke masyarakat.

Terlebih saat ini Pemerintah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), yang menyebabkan masyarakat membatasi aktivitas (physical distancing) dan bekerja dari rumah (WFH).

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, mengutarakan kredibilitas generasi muda di bidang pertanian saat ini semakin berkembang.

"Saya makin percaya anak muda yang mau terjun di bidang pertanian bisa punya peluang kehidupan dan ekonomi yang lebih baik. Apalagi dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia maka dunia dalam genggaman kalian," ujar Syahrul.

Menurut Syahrul, generasi milenial bidang pertanian saat ini tak hanya jago dalam bertani, namun juga punya keahlian dalam berwirausaha tani dengan memanfaatkan teknologi digital.

Hal ini dibuktikan dengan dengan bertambahnya jumlah perusahaan rintisan (startup) milenial pertanian dengan berbagai inovasi pemasaran/distribusi hingga tembus pasar dunia. Ini juga jadi bukti Kementan serius melakukan percepatan regenerasi petani.

Diutarakan Sekretaris Jenderal Kementan saat membuka acara Seminar "Meraup Untung Bisnis Pangan di Tengah Masa Pandemi COVID-19," pada Rabu (22/4) bahwa petani milenial memiliki peran dalam ketersediaan pangan.

"Ini moment yang sangat baik utk menubuhkembangkan petani milenial yang berbasis IT. Kementerian Pertanian punya target meningkatkan 2,5 juta petani milenial salah satunya dengan menumbuhkembangkan startup pertanian dengan pendekatan IT," ujar Momon.

"Apalagi saat ini Kementan sudah bekerjasama dengan market place seperti gojek, grab, lazada, tokopedia dan ada juga toko online yang dibuat langsung oleh petani milenial," sambungnya.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDM), Dedi Nursyamsi juga menambahkan, saat ini Kementan sedang berjibaku untuk memenuhi ketersediaan pangan 11 Komoditas. 

"Pencegah utama COVID-19 adalah pangan. Dalam hal ketersediaan pangan ini ada peluang bisnis yang bisa dimanfaatkan oleh petani milenial. Dari mulai on farm hingga distribusi melalui sistem daring," ujar Dedi.

Hadir dalam kesempatan ini, Director of BVDI University Prasetya Mulya, Eko Suhartanto memaparkan, selama dalam COVID-19 masyarakat akan membutuhkan pangan yang mudah didapat, sehat dan aman tentunya. Untuk itu masalah distribusi pangan menjadi amat penting.

"Startup perlu menyiapkan packaging yang aman dan spesifik dan keamanan dari terkontaminasi. Selain itu juga perlu memetakan apa saya ekspektasi pangan yang masyarakat butuhkan selama masa pandemi ini," ujar Eko.

Duta Petani Milenial, Sandi Octa Susila menyampaikan, pandemi COVID-19 merupakan tantangan sendiri bagi startup termasuk dirinya yang saat ini sebagai direktur Mitra Tani Parahyangan bergerak di bidang pertanian dan baru-baru ini bekerjasama dengan Kedai Sayur Indonesia

Saat ini, Sandi mengataku sedang gencar menyiapkan ketersediaan pangan, meberdayakan petani binaan di wilayah Cianjur hingga distribusi melalui aplikasi online sistem yang siap mengantarkan kebutuhan pangan ke rumah masyarakat.

"Saat ini kami sudah membangun aplikasi distribusi online yang akan melibatkan para petani di wilayah Cianjur. Aplikasi bernama Kedai Tani Indonesia kini mulai berjalan dan memberdayakan para petani," ujarnya.

"Saya harap petani seluruh Indonesia bisa menerapkan pola yang sama. Saya ikut andil dalam pertanian karena ini menjadi paradigma perubahan petani indonesia, yang harus diingat petani adalah pejuang di tengah pandemi COVID-19," sambungnya.

Selain itu, hadir pula Wayan Supadno, praktisi pertanian yang dikenal juga sebagai "Pak Tani". Menurutnya, COVID-19 merupakan ancaman sekaligus peluang.

"Hadirkan energi positif. Resiko COVID-19 yang menyeramkan adalah daya tular dan tingkat kematiannya tapi ini bisa diatasi dengan pangan yang kuat," kata Wayan.

Menurutnya profesi bertani adalah sebuah prospektif. Banyak yang bisa sukses dalam dunia pertanian. "Anak muda yang masih pesimis dengan bertani itu salah, rugi. Mulailah kontribusi untuk negaramu dengan Pertanian," tegasnya.

KEYWORD :

Virus Corona Syahrul Yasin Limpo Petani Milenial




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :