Kamis, 18/04/2024 23:55 WIB

Wapres Dukung Penguatan Ekonomi Pesantren di Era Digital

Muaranya adalah menghasilkan produk sesuai standar syariah dan halal, yang diterima pasar, berdaya saing, dan berbasis ekonomi digital

Wapres KH Maruf Amin dalam Rakernas IPPNU di Jombang 2020

Jombang, Jurnas.com - Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin mengajak para santri dan pesantren memperkuat kewirausahaan dan kemandirian, sehingga mampu memberi kontribusi dalam meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM).

"Saya harapkan dapat menciptakan kemandirian umat melalui santri, masyarakat, dan pesantren itu sendiri," ujar Kiai Ma`ruf saat membuka Rakernas Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) dan Gelar Karya Santri Nusantara, Santri Digital Fest di Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang, Jawa Timur, Kamis (24/1/2020).

Bersama KH Ma`ruf Amin, hadir dalam acara itu Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah, Menteri Koperasi Teten Masduki, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa, dan tentunya para Kiai serta santri.

Menurut Kiai Maruf, tema Rakernas IPPNU “Santri Goes beyond Digital Society” sangat tepat. Sebab kemampuan pelajar dan santri harus ditingkatkan untuk menghadapi revolusi Industri 4.0 yang membawa perubahan besar dalam tatanan masyarakat di segala lini. Baik ekonomi, maupun sosial dan budaya.

Sebagai Wapres, Kiai Ma`ruf menekankan pentingnya mendorong kreativitas agar santri dan pelajar benar-benar memahami tren digital saat ini.

Ia pun mendukung penuh ekonomi pesantren menjadi bagian penting dalam penguatan ekonomi kerakyatan. Hal ini akan mengurangi kesenjangan antara pelaku ekonomi lemah dan pelaku ekonomi kuat.

Wapres menyebutnya sebagai Arus Baru Ekonomi Indonesia yang berbasis kolaborasi antara pelaku ekonomi kuat dan lemah. Bukan konfrontasi, juga bukan sekadar menungu trickle down effect.

Bagi Kiai Ma`ruf, program One Pesantrem One Product (OPOP) Jatim juga berintikan kolaborasi. Pilarnya adalah sinergi antara koperasi pondok pesantren, forum bisnis, pengusaha alumni pesantren, dan Kantor Dagang Indonesia (Kadin).

Ekosistem pengembangan OPOP, jelas Kiai Maruf, menggunakan metode antara lain training, mentoring, fasilitasi pemasaran, dan fasilitasi permodalan. OPOP Training Center ini telah didirikan di Universitas NU Surabaya (UNUSA).

"Jaringan program ini tediri kementerian, BUMN, perusahaan swasta, organisasi internasional, dan lembaga pendidikan," paparnya.

Kiai Ma`ruf menyebut sejumlah pesantren besar yang tergabung dalam program OPO ini merata di seluruh Jawa Timur.

Mulai Pesantren di Lamongan (Sunan Drajat), Tuban (Langitan), Pasuruan (Sidogiri), Mojokerto (Amanatul Ummah), Ponorogo (Gontor), Malang (Al HIkam), Probolinggo (Nurul Jadid), Sumenep (An Nuqoyyah, Al Amin), sampai Banyuwangi (Blok Agung).

Ia menjelaskan, pilar OPOP Jawa Timur banyak hanya individu santri menjadi santripreneur, juga institusi pesantren menjadi pesantrenpreneur, tetapi juga alumni pesantren yang teberannya sangat luas dan jumlahnya terus bertambah, menjadi sosiopreneur.

"Muaranya adalah menghasilkan produk sesuai standar syariah dan halal, yang diterima pasar, berdaya saing, dan berbasis ekonomi digital," jelasnya.

Gerakan OPOP sendiri dimulai Pemprov Jatim sejak 2019, dan pada 2023 ditarget sudah menciptakan 1 juta santriprenuer dan 1.000 produk unggulan (barang atau jasa).

Selain di Jatim, program OPOP juga berkembang dinamis di Jawa Barat sejak 2018 dan diharap daerah lain juga sukses megembangkan program itu.

Wapres menegaskan gerakan ekonomi pesantren sudah lama berlangsung. Bila gerakan ini terus digerakkan, didampingi, difasilitasi, dan dikolaborasikan dengan berbagai pemangku kepentingan, akan menjadi kekuatan ekonomi kerakyatan yang strategis bagi upaya meningkatkan kesejahteraan umum.

"Saya ingin ada Santri Gus Iwan Santri Bagus Pintar dan Wirausawahan. Sehingga pesantren bukan hanya pusat pencetak ulama yang mutafaqqih fiddin tetapi juga pusat pemberdayaan ekonomi dengan semangat kebangkitan Nahdlatut Tujjar yang didirikan kaum santri," katanya.

Dalam kesempatan itu, Wapres juga meninjau Pameran “Gelar Karya Santri Nusantara”, terdiri 60 stand, yang diikuti 20 Santripreneur dari SMK Mini di bawah naungan pondok pesantren, 20 pesantrenpreneur dari perwakilan koperasi pesantren, dan 20 Sociopreneur alumni pesantren yang punya usaha. Mereka terpilih dari seluruh Jawa Timur yang terbina melalui OPOP.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, berpesan agar anak muda tak terkecuali kader IPPNU berhati-hati berada di lingkungan anak muda era post truth, dan siapa pun harus miliki kewaspadaan luar biasa.

Dalam industri e commerce, ujar Khofifah, peta kompetisi sangat ketat dengan membanjirnya produk luar negeru. Karena itu, ia mengajak santri dan pesantren menghadapi persaingan ketat dan beradaptasi dengan percepatan teknologi.

Ia menyebut gempuran pasar online turut berdampak pada ketidaksiapan sejumlah industri di Jatim dengan penurunan omzet sebagaimana kasus di sentra tas Tanggulangin.

"Saya ingin mengajak mereka bangkit. Kita ingin Wapres memotivasi IPPNU dengan potensi luar biasa, harapannya tumbuh Nahdlatut Tujjar, baik online atau onffline dengan sinergitas dan semangat yang NKRInya harga mati," ujar Khofifah.

Ketum IPPNU, Nurul Hidayati Ummah, mengatakan Rakernas yang mengangkat tema “Santri Goes beyod Digital Society” kali ini akan membahas sejumlah isu strategis terutama penguatan pengkaderan dan kaderasisasi di internal organisasi.

Rakernas yang dihadiri 30 pimpinan wilayah dari Sabang sampai Merauke ini, kata dia, juga akan merumuskan kebijakan aplikatif di tingkat pimpinan pusat hingga ranting komisariat.

Dalam kegiatan ini juga dihelat Gelar Karya Santri, menghadirkan karya-karya santri yang tergabung dalam program One Pesantren One Product di stan-stan bazar yang tersedia si lokasi Rakernas. Hal ini sebagai wujud kepedulian IPPNU terhadap santri yang memiliki karya luar baisa di era digital.

Menurut Nurul, banyak kreasi dan inovasi santri Nusantara yang perlu diberikan perhatian lebih agar santri bisa berkiprah di dunia digital.

"Perkembangan era digital merupakan tantangan sekaligus peluang santri untuk mencetak SDM unggul," katanya.

"Kami santri bisa menguasai pasar nasional dan internasional. Mohon doa dan bimbingan menciptakan generasi bangsa unggul untuk berkontribusi bagi Indonesia yang maju," ujar Nurul.

KEYWORD :

Wapres Kiai Ma`ruf Rakernas IPPNU




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :