Selasa, 16/04/2024 15:03 WIB

China Peringatkan AS Tak Sewenang-wenang di Timteng

Beijing kini mendesak semua pihak untuk menahan diri untuk memastikan perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang (Foto: AP)

Beijing, Jurnas.com - China mengkritik Amerika Serikat (AS) karena meningkatkan tensi di Timur Tengah (Timteng), pasca menewaskan komandan Pasukan Quds Garda Revolusi Iran Jenderal Qassem Soleimani.

Karena itu, Beijing kini mendesak semua pihak untuk menahan diri untuk memastikan perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut.

"Politik kekuasaan tidak populer dan tidak berkelanjutan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang, pada Senin (6/1) dilansir dari Reuters.

"Perilaku militer berisiko AS dalam beberapa hari terakhir bertentangan dengan norma-norma dasar hubungan internasional," imbuh dia.

"Kami meminta AS untuk tidak menyalahgunakan pasukannya, dan menyerukan kepada pihak-pihak terkait untuk menahan diri untuk menghindari situasi yang memburuk," kata dia lagi.

China juga mengkritik Washington karena mengancam sanksi terhadap Irak, usai muncul resolusi parlemen Irak yang menyerukan AS dan pasukan asing lainnya untuk meninggalkan negara itu.

"China secara konsisten menentang penggunaan secara tidak sengaja atau ancaman penggunaan sanksi," kata Geng kepada wartawan.

"Kami berharap bahwa negara-negara yang relevan, terutama negara-negara besar di luar kawasan, dapat berbuat lebih banyak untuk mempromosikan perdamaian dan keamanan kawasan Timur Tengah, dan menghindari mengambil tindakan yang meningkatkan ketegangan regional," tandas dia.

Diketahui, serangan pesawat tanpa awak AS yang menewaskan Soleimani semakin meningkatkan konflik antara kedua negara, yang sebelumnya sudah berselisih mengenai aktivitas nuklir Teheran.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei secara terbuka bersumpah untuk membalas kematian Soleimani.

Sementara Presiden AS Donald Trump juga mengancam akan meledakkan 52 situs bersejarah Iran, jika Teheran membahayakan aset atau warga negara AS.

KEYWORD :

China Amerika Serikat Iran Qassem Soleimani




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :