Kamis, 09/05/2024 06:10 WIB

Jerman Ingin Jadi Penengah Konflik AS-Iran

Ketegangan antara Washington dan Teheran telah meningkat sejak Presiden AS Donald Trump menarik AS dari perjanjian nuklir internasional 2015 dan memberlakukan sanksi ekonomi sepihak terhadap Iran, terutama menargetkan transaksi energinya di pasar global.

Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas duduk di pesawat militer C-160 Transall di bandara di Baghdad, Irak, 8 Juni 2019. (Foto oleh Reuters)

Jakarta, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas memperingatkan, ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat telah mencapai puncaknya. Ia menyerukan kekuatan Eropa untuk memimpin dalam negosiasi untuk membantu menyelesaikan situasi.

"Ada bahaya jelas salah perhitungan, kesalahpahaman, provokasi yang menyebabkan konsekuensi yang tidak terduga di wilayah yang sangat tegang ini," ujar Maas memperingatkan pada saat kedatangan di ibukota Irak, Baghdad, pada Sabtu (08/06) dilansir PressTV.

Ketegangan antara Washington dan Teheran telah meningkat sejak Presiden AS Donald Trump menarik AS dari perjanjian nuklir internasional 2015 dan memberlakukan sanksi ekonomi sepihak terhadap Iran, terutama menargetkan transaksi energinya di pasar global.

Pada awal Mei, pemerintahan Trump meningkatkan kehadiran militer AS di Teluk Persia, mengutip dugaan dan ancaman yang tidak ditentukan oleh Republik Islam untuk pasukan dan kepentingan Amerika.

Penempatan kapal induk, pembom B-52, dan rudal Patriot baru-baru ini oleh AS ke Timur Tengah telah menimbulkan kekhawatiran bahwa pemerintahan Trump sedang mempertimbangkan agresi militer terhadap Iran.

Iran menegaskan, pihaknya tidak akan memulai konflik apa pun, tetapi dengan tegas akan membela negara itu dari segala tindakan agresi.

"Peningkatan terbaru mengharuskan kita sebagai tetangga Eropa untuk campur tangan demi de-eskalasi dan hidup berdampingan secara damai," kata diplomat Jerman terkemuka itu.

"Kita tidak bisa hanya mencari dialog, kita harus memimpinnya, di mana perbedaan itu tampaknya tidak dapat diatasi dan konflik yang berlangsung lama berlangsung dalam," tambahnya.

Maas juga mengatakan, Eropa bertekad untuk melestarikan kesepakatan nuklir 2015 dengan Iran, menggambarkan perjanjian itu sebagai faktor kunci untuk stabilitas dan keamanan di kawasan tersebut.

"Kami orang Eropa yakin bahwa ada baiknya setiap upaya untuk berupaya menegakkan perjanjian nuklir Wina dengan Iran," ujarnya.

Menteri luar negeri Jerman lebih lanjut memuji pendekatan terukur Baghdad dan peran mediasi dalam meredakan ketegangan di kawasan itu, mendesak negara-negara untuk tidak meninggalkan Irak.

"Kita tidak bisa meninggalkan Irak sekarang," katanya, setelah mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Irak Adil Abdul-Mahdi dan Presiden Barham Salih, berjanji untuk terus mendukung upaya pembangunan kembali Irak.

Maas juga mengatakan Jerman, anggota koalisi pimpinan AS yang konon memerangi kelompok teroris Daesh Takfiri, akan terus berpartisipasi dalam misi memerangi kelompok teror itu.

Dia lebih lanjut memperingatkan bahwa kelompok teroris, yang telah dikalahkan di negara Arab, dapat membangun kembali struktur bawah tanah, kenyataan yang "kita dapat dan harus mencegah."

Diplomat top Jerman tiba di Baghdad pada Sabtu sebagai bagian dari perjalanan yang lebih luas ke Timur Tengah untuk mengurangi ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat. Kunjungan Maas tidak diumumkan sebelumnya karena alasan keamanan.

Maas berada di Yordania pada hari Jumat untuk pemberhentian pertama dari tur Timur Tengah empat harinya yang terkenal.

Maas diperkirakan tiba di Iran pada hari Senin untuk mengadakan pembicaraan dengan timpalannya dari Iran Mohammad Javad Zarif.

Menteri luar negeri Jerman dilaporkan mengoordinasikan perjalanannya dengan Inggris dan Prancis dan memberi tahu Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo tentang kunjungan itu ketika diplomat AS itu berada di Berlin pekan lalu.

Jens Ploetner, seorang direktur politik di Kementerian Luar Negeri Jerman, dilaporkan melakukan perjalanan dari Berlin ke Teheran dua minggu lalu untuk meletakkan dasar bagi pertemuan Senin, menurut media Jerman.

Perjalanan empat hari ke Timur Tengah Maas juga akan mencakup Uni Emirat Arab (UEA).

KEYWORD :

Jerman Amerika Serikat Iran




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :