Kamis, 09/05/2024 05:33 WIB

Dibutuhkan Kritikus Film untuk Meningkatkan Kualitas Film Indonesia

Industri perfilman Indonesia terus mengalami perkembangan. Lomba kritik film menjadi penting, untuk meningkatkan kualitas film Indonesia.

Pemenang Lomba Kritik Film Nasional. (Foto : Jurnas/Ginting)

Jakarta- Kritik film sangat penting sebagai sebuah penimbang kualitas sebuah film. Terlebih lagi Indonesia sempat mengalami mati suri di perfilmannya. Beruntung, kehadiran film “Kuldesak” yang akhirnya geliat film Indonesia mulai bangkit hingga sekarang.

"Jadi, kritik bisa membuat kreatornya berinteraksi dengan pengkritik dan penonton filmnya. Seperti sayur tanpa garam. Tanpa kritik, film menjadi hambar," ungkap John de Rantau, sutradara dalam ihwal gelaran Lomba Kritik Film dan Artikel Film 2018, saat tapping Studio 7 TVRI,  Jakarta, baru-baru ini.

John De Rantau yang menjadi juri dalam ajang tersebut bersama Wina Armada, Bre Redana, Remy Sylado, Dr. Maman Wijaya dan Dr. Ekky Imanjaya memutuskan Ary Saptaji sebagai pemenang kategori Kritik Film.

Dengan tulisan berjudul "Surat Terbuka Untuk Marlina",  di film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak, Ari mengalahkan 147 dari peserta dalam kategori ini.

Untuk kategori Artikel Film,  Dewan Juri Artikel Film 2018, yang beranggotakan Ilham Bintang ( Ketua), Benny Benke (Sekretaris), Lola Amaria,  Yan Wijaya,  Dimas Supriyanto, Sanggupri dan Doddy Budiatma, memilih nama Achmad Muchtar sebagai pemenang.

Dengan tulisan berjudul "Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak: Perempuan Menolak Kalah", Muchtar menyisihkan 47 pesaingnya. Dewan Juri Artikel Film mencatat terdapat kesalahan mendasar pada hampir seluruh artikel  peserta lomba. Pertama, terdapat kelemahan  yang sangat mengganggu pada  penggunaan bahasa Indonesia yang belum mencapai taraf yang baik dan benar. Kelemahan itu termasuk   pada  lima artikel unggulan pemenang ( nominee) .

Dr. Maman Wijaya, selaku Kepala Pusbangfilm Kemendikbud RI, mengatakan peserta lomba Kritik Film dan Artikel Film 2018 membludak, dibandingkan gelaran serupa tahun lalu

"Terkumpul 148 naskah kategori Kritik film dan 48 naskah Artikel Perfilman dari 65 film yang berbeda,  yang beredar selama setahun ke belakang," katanya.

Dia menambahkan,  dari sisi kajian, kritiknya beragam. Tidak sekedar menyalin ulang. Tapi juga memberikan masukan kepada pembuatnya. "Hal ini sejalan dengan program Pusbangfilm Kemendikbud untuk turut memajukan Kritik film di Indonesia," kata Maman Wijaya.

Hal senada dikatakan Sekjen Kemendikbud, Didik Suhardi Ph.D. Menurut dia film sebagai produk budaya sarat dengan pesan di dalamnya. "Kemendikbud,  sebagai Kementrian yang turut bertanggung jawab atas perkembangan perfilman, sangat concern pada ajang ini.

KEYWORD :

Kabar Artis Kritik Film John De Rantau




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :