Sabtu, 20/04/2024 20:48 WIB

Terduga Teroris di Kampus Tamparan Keras Sistem Pendidikan

Penangkapan terduga teroris oleh Densus 88 di kampus Universitas Riau (UNRI) sebagai tamparan keras bagi sistem pendidikan di Indonesia.

Ilustrasi Teroris (Foto: Via Duta Damai)

Jakarta - Penangkapan terduga teroris oleh Densus 88 di kampus Universitas Riau (UNRI) sebagai tamparan keras bagi sistem pendidikan di Indonesia.

Demikian disampaikan Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet), melalui rilisnya, Jakarta, Minggu (3/6). Menurutnya, kampus sebagai lingkungan pendidikan seharusnya menjadi sarang para kaum intelektual bukan sarang teroris.

"Ditangkapnya terduga teroris di lingkungan kampus merupakan tamparan keras bagi sistem pendidikan kita. Kampus seharusnya menjadi sarang intelektual, dimana tindak tanduknya untuk kepentingan bangsa dan negara. Bukan justru malah menjadi sarang teroris yang mengancam keselamatan, keamanan, serta persatuan dan kesatuan," kata Bamsoet.

Penangkapan ini, kata Bamsoet, sekaligus memperkuat penelitian Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang menunjukan tingginya paparan radikalisme di kalangan mahasiswa dan sejumlah kampus.

"Berdasarkan penelitian salah satu lembaga riset terhadap 1.800 responden di 25 universitas di Indonesia pada Oktober 2017, disebutkan 23,5 persen responden menyetujui gerakan Negara Islam Irak dan Suriah. Selain itu, sebanyak 23,4 persen menyetujui kesiapan untuk berjihad mendirikan khilafah," terangnya.

Kata Bamsoet, DPR RI dalam berbagai rapat kerja telah meminta pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta para rektor perguruan tinggi senantiasa membuat berbagai kegiatan yang mampu menggairahkan keintelektualan para mahasiswa.

"Semangat tinggi yang dimiliki para anak-anak kita yang sedang mengeyam pendidikan di kampus harus disalurkan untuk kegiatan positif," tegas politikus Partai Golkar itu.

Menurutnya, tindakan dengan pendekatan keamanan (security treatment) tak selamanya bisa menjadi jawaban dalam membersihkan kampus dari gerakan radikal dan ekstrim.

"Pendekatan soft treatment melalui pendidikan semangat kebangsaan terhadap kaum muda yang masih mengalami cognitive opening (pembukaan koognitif) terhadap berbagai gagasan baru, harus kembali ditingkatkan," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Bamsoet meminta kepada kaum muda yang sedang menempuh pendidikan di berbagai jalur, mulai dari menengah sampai ke pendidikan tinggi, agar membuka wawasan secara cermat dan tepat.

"Senantiasa kedepankan sikap kritis terhadap berbagai pemikiran dan ajaran baru yang masuk. Jangan mau disusupi oleh orang-orang tak bertanggungjawab yang hanya ingin memperalat untuk kepentingan sesaat mereka," tuturnya.

Diketahui, tiga terduga teroris yang ditangkap Densus 88 bersama dengan Polda Riau di kampus Universitas Riau menargetkan peledakan di Gedung DPR dan DPRD Provinsi Riau.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan akan diledakkan di DPRD dan DPR," kata Kepala Polda Riau, Inspektur Jenderal Polisi Nandang dalam keterangan pers di Pekanbaru, Sabtu (2/6).

Tiga terduga teroris, masing-masing berinisial Z, B, dan K, ditangkap tim gabungan di Gedung Gelanggang Mahasiswa FISIP Universitas Riau, Sabtu siang.

Nandang menyebut, ketiga terduga teroris itu alumni Jurusan Pariwisata, Komunikasi dan Administrasi Negara Univeritas Riau pada tahun angkatan 2002 hingga 2005.

KEYWORD :

Teroris Target DPR Terorisme Bambang Soesatyo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :