Jum'at, 26/04/2024 07:07 WIB

Hati-hati, Perawatan Kuku Bisa Ancam Kesehatan

Penelitian tersebut menunjukkan adanya dampak negatif terhadap seseorang yang sering melakukan perawatan kuku di salon-salon kecantikan.

Ilustrasi Perawatan Kuku (Foto: UPI)

Jakarta - Sebuah penelitian yang dilakukan Rutgers School menyebutkan bahwa perawatan kuku di salon berisiko mendatangkan beberapa penyakit.

Penelitian tersebut menunjukkan adanya dampak negatif terhadap seseorang yang sering melakukan perawatan kuku di salon-salon kecantikan, seperti masalah kulit, infeksi jamur dan gejala pernafasan.

"Ketika sampai pada keselamatan, hal yang paling penting adalah menyadari bahaya yang ada di salon," kata Lindsey Milich, penulis utama sebuah penelitian berdasarkan survei tersebut. Dia adalah seorang analis riset di Rutgers School of Public Health di Piscataway, New Jersey.

Salon kuku dan rambut umumnya menawarkan berbagai macam layanan. Manikur, pedikur, penerapan kuku buatan, menghilangkan rambut dengan lilin, penataan rambut dan pewarnaan rambut merupakan penawaran umum.

Namun, banyak dari layanan ini melibatkan paparan bahan kimia yang bisa berbahaya bagi klien atau teknisi kuku atau stylist, kata periset. Produk ini bisa menyebabkan reaksi alergi dan iritasi kulit.

Selain itu, karena banyak alat yang digunakan kembali dari satu klien ke klien lainnya, mungkin saja bisa mengambil infeksi bakteri dan jamur jika teknik sterilisasi yang tepat tidak digunakan.

Survei tersebut melibatkan 90 pelanggan salon kuku dan rambut dari tiga kabupaten di New Jersey. Hampir semua 94 persen adalah wanita. Peserta survei ditanya tentang gejala kesehatan, serta pengetahuan mereka tentang bahaya potensial dan praktik keselamatan di salon.

Sekitar 42 persen mereka mengalami masalah kulit dan 10 persen melaporkan infeksi jamur setelah kunjungan salon. Masalah ini termasuk rasa gatal pada tangan atau wajah, luka, rasa terbakar atau kesemutan, rasa sakit atau kemerahan di sekitar area kuku, jamur kaki, jari atau kuku kaki, dan perubahan warna kuku.

Satu dari 6 peserta survei melaporkan gejala pernapasan, termasuk pilek, gatal atau mata berair, susah bernafas dan sakit kepala.

Meskipun klien salon melaporkan mengalami masalah ini setelah kunjungan ke salon, Milich mencatat bahwa penelitian tersebut tidak membuktikan bahwa masalah ini disebabkan oleh salon.

Milich juga terlibat dalam studi kedua, yang memperhatikan kesehatan teknisi salon kuku. Studi yang dipimpin oleh Derek Shendell dari Sekolah Kesehatan Masyarakat Rutgers melibatkan 68 pekerja dari 40 salon kuku yang pemiliknya menyetujui partisipasi mereka.

Sebagian besar pekerja salon kuku adalah wanita Asia yang mengatakan bahwa mereka memiliki gejala mata, hidung, tenggorokan atau kulit yang mereka percaya terkait dengan pekerjaan mereka.

Studi tersebut menemukan bahwa kebanyakan pekerja hanya menerima pelatihan dalam bahasa Inggris, bukan dalam bahasa utama mereka. Para periset menyarankan agar pekerja salon membutuhkan pelatihan penggunaan bahan kimia yang komprehensif. 

 

KEYWORD :

Tips Kesehatan Perawatan Kuku Salon Kecantikan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :