Organisasi teroris internasional Daesh (ISIS) dikabarkan telah menggunakan TikTok, aplikasi musik viral yang populer di kalangan remaja dan pra-remaja, untuk menyebarkan ideologinya
Sejak saat itu TikTok menjadi sangat populer, salah satu dari sedikit perusahaan internet China yang populer di AS, dan merupakan salah satu aplikasi yang paling banyak diunduh.
Committee on Foreign Investment in the United States fokus menyelidiki proses akuisisi sebesar USD1 miliar pada aplikasi video lip-synk populer Musical.ly oleh perusahaan induk TikTok, Beijing ByteDance Technology Co. pada 2017.
Mulai minggu ini, taruna Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) dilarang menggunakan aplikasi media sosial milik China, TikTok.
Misty Hong, seorang siswa di Palo Alto, California, mengajukan gugatan terhadap TikTok di pengadilan federal California pekan lalu, menurut sebuah laporan di The Daily Beast.
Pada akhir Oktober lalu, Senator Tom Cotton dari Arkansas dan Senator Chuck Schumer dari New York, meminta pejabat intelijen AS untuk menyelidiki apakah TikTok menimbulkan risiko keamanan nasional bagi Amerika Serikat atau tidak.
Media sosial asal China tersebut dianggap sebagai aplikasi mata-mata, sebab membagikan data privasi pengguna kepada pemerintah China.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF adalah beberapa lembaga yang sekarang menggunakan TikTok untuk berbagi konten yang bermanfaat dan menjelaskan cara tetap aman dari corona.
Seorang pengguna TikTok mengatakan tidak takut virus corona karena seorang Muslim. Karena dia pengikut Nabi Muhammad, maka hanya takut kepada Allah.
Dana dialokasikan untuk ahli waris yang gugur yakni dokter mendapat santunan Rp250 juta, ahli waris perawat Rp150 juta, dan ahli waris tenaga medis lainnya sebesar Rp100 juta