Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian terbaru dari Departemen Kesehatan China, yang menyebut bahwa Covid-19 dapat menular lewat sperma.
Studi menggunakan model SIR, yaitu Susceptible (rentan), Infected (terinfeksi), dan Recovered (pulih), yang menggambarkan penyebaran penyakit menular dan data kasus Covid-19 pada 7 Mei.
Sebuah penelitian kolaborasi antara 12 ilmuwan Amerika Serikat dan Jepang menemukan, virus corona baru (Covid-19) dapat menular lewat kucing.
Penyebabnya beraneka ragam, mulai dari takut menularkan Covid-19, kehilangan pendapatan, hingga mendapatkan tekanan dari lingkungan sekitar.
Para peneliti di Pusat Penelitian dan Kebijakan Penyakit Menular (CIDRAP) Amerika Serikat (AS) memprediksi bahwa terdapat tiga skenario, mengenai Covid-19 di masa depan
Pasien virus corona baru (Covid-19) tidak akan menularkan virus tersebut setelah 11 hari sakit.
Covid-19, dalam penelitian tersebut, merusak plasenta dan mengganggu aliran oksigen dan nutrisi ke janin. Namun virus tersebut dikatakan tidak menular di dalam rahim.
Penyakit Flu Babi yang dilaporkan ilmuwan Tiongkok adalah penyakit yang disebabkan virus infulenza H1N1 galur baru dan berpotensi menular dari hewan ke manusia (zoonosis).
Zoonosis adalah penyakit yang dapat berpindah dari hewan ke manusia, dan 75% dari penyakit menular pada manusia adalah zoonosis.
Studi ini mendukung pernyataan yang dibuat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa nyamuk tidak dapat menularkan penyakit kepada manusia.