Majelis Nasional Venezuela yang dikendalikan oposisi membuka sesi legislatif baru pada Sabtu, bersumpah pada seorang pemimpin baru yang menyatakan kepresidenan Nicolas Maduro tidak sah.
Guaido yang berusia 35 tahun itu menanggapi pernyataan Rodriguez sebagai tanda bahwa pemerintah kehilangan kendali atas pasukan keamanannya sendiri.
Pernyataan Cavusoglu menyusul pengakuan AS terhadap pemimpin Majelis Nasional yang dikendalikan oposisi sebagai presiden sementara
Maduro juga menyayangkan keputusan Guaido yang melibatkan pihak lain dalam urusan negaranya dan menyebut tokoh oposisi Venezuela tersebut sebagai pengkhianat.
Di hari yang sama, Presiden AS, Donald Trump mengakui pemimpin oposisi Venezuela, Guaido, sebagai presiden sementara.
Semua personel diplomatik di AS akan pulang pada Sabtu setelah penutupan kedutaan dan konsulatnya di negara itu.
Komando Selatan Amerika Serikat (SOUTHCOM), yang bertanggung jawab atas operasi keamanan di Amerika Tengah dan Selatan, akan siap dalam keadaan seperti itu.
Pada Rabu, Juan Guaido, pemimpin Majelis Nasional Venezuela yang dipimpin oposisi, menyatakan dirinya sebagai presiden. Presiden AS Donald Trump pun mengakui Guaido sebagai presiden negara tersebut.
Pompeo berbicara kepada DK PBB setelah Washington dan sekutu regionalnya mengakui Guaido sebagai kepala negara dan mendesak Presiden Venezuela Maduro untuk mundur.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa (UE), Federica Mogherini juga mengeluarkan pernyataan yang mengatakan blok itu secara keseluruhan dapat mengakui Guaido jika pemilihan tidak diadakan dalam waktu dekat.