Bawang putih volumenya mencapai 38,62% dari total nilai impor seluruh jenis sayuran, disusul kentang olahan industri, bawang bombay dan cabai kering.
Masyarakat harus memanfaatkan setiap jengkal tanah kosong untuk ditanami berbagai komoditas pangan, seperti umbi-umbian, sayuran, dan buah-buahan.
Bawang terpaksa diimpor karena pasokan dalam negeri belum mencukupi kebutuhan masyarakat
Pekarangan harus dioptimalkan sebagai lumbung pangan hidup untuk memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga.
Teknologi informasi dan komunikasi berperan penting dalam pemasaran produk pangan khususnya sayuran sehingga menjadi lebih efisien.
Food Estate merupakan proyek klaster untuk pengembangan sayuran, buah-buahan dan aneka tanaman pangan sebagai kebutuhan utama masyarakat Indonesia.
Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Pertani yang berada di Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung semakin giat untuk meningkatkan produksi sayuran dan biofarmaka.
Bermodalkan iuran Rp5.000, KWT yang bernama Mekar Jaya ini mampu memproduksi sayuran segar dari pekarangan rumah.
Petani dan masyarakat tidak ragu memanfaatkan lahan pekarangan sebagai sumber pangan keluarga, seperti sayur-sayuran, umbi-umbian, buah-buahan, sumber rempah dan bumbu-bumbu dapaur.
Dari diskusi-diskusi kecil dengan penyuluh setempat, Istianah kemudian memulai memanfaatkan pekarangannya untuk tanaman sayuran.