Perdana Menteri Lebanon menyebutkan bahwa ledakan tersebut disebabkan oleh 2.750 ton amonium nitrat yang tersimpan di Pelabuhan Beirut dan meledak pada (4/8/2020).
Bahan kimia itu juga kerap digunakan oleh para teroris saat beraksi, antara lain Bom Oklahoma 1995, Bom Bali 2020, dan teroris kanan-jauh Norwegia Anders Behring Breivik dalam penembakan dan serangan bom 2011 silam.
Ledakan pada Selasa (4/8) sore mengirimkan gelombang kejut ke seluruh kota, dan menyebabkan kerusakan luas hingga pinggiran Kota Beirut.
Ledakan yang terjadi pada Selasa (6/8) sore itu menyebabkan rumah sakit kewalahan. Sementara itu masih banyak korban terjebak di bawah puing-puing bangunan.
Gambar yang diambil BlackSky menunjukkan kerusakan parah di pelabuhan. Beberapa gudang rata dengan tanah
Dia menyebut peristiwa yang menewaskan 135 orang dan 5.000 lainnya terluka itu sebagai pertunjukan kembang api spektakuler.
Ledakan dahsyat di Beirut kemarin merupakan "hadiah" dari Tuhan yang bertepatan dengan festival Yahudi Tu B`Av.
Ledakan itu, begitu dahsyat hingga bisa dirasakan lebih dari 150 mil jauhnya di Siprus, mengguncang ibu kota Lebanon, Beirut.
Sudah menjadi tugas KBRI untuk menjamin keamanan dan keselamatan WNI yang berada disana
penyebab ledakan karena terdapat 2.750 ton amonium nitrat disimpan selama enam tahun di pelabuhan tanpa tindakan pengamanan.