Presiden AS Donald Trump pada 8 April menunjuk Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) sebagai entitas teroris.
Amerika Serikat memasukkan daftar hitam Pengawal Revolusi elit Iran (IRGC) dan menuntut agar para pembeli minyak Iran
Iran telah memperingatkan bahwa pasukan IRGC Iran dan CENTCOM AS dapat terlibat dalam bentrokan satu sama lain di mana pun di dunia
Jenderal Salami juga mengatakan, kedekatan pasukan Amerika dengan Iran telah memberi IRGC peluang untuk memobilisasi pasukannya.
Namun baru-baru ini, pemerintah AS telah menghentikan retorikanya, dengan Presiden AS Donald Trump dilaporkan mengatakan kepada pembantunya untuk menghindari bentrokan militer dengan Iran.
Kekuatan musuh-musuh Iran sedang menurun sedangkan Republik Islam mungkin tumbuh.
Gesekan antara AS dan Iran berada di puncaknya sejak Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) menjatuhkan drone mata-mata milik AS.
IRGC mengatakan menggunakan sistem pertahanan udara Khordad 3 yang dikembangkan dalam negeri, pertama kali diluncurkan pada tahun 2014, untuk menembak jatuh drone AS yang canggih.
IRGC menembak jatuh drone mata-mata AS yang menyusup di provinsi pantai selatan Iran Hormozgan pada 20 Juni.
Kementerian Hubungan Masyarakat IRGC mengatakan, rekaman itu dirilis dengan tujuan mengungkap kebohongan Washington.