Rizal Ramli mengkritik karakter kepemimpinan DKI Jakarta yang ditengarai suka mengumpulkan duit taipan, lalu berani menggusur rakyat kecil.
Wu telah bekerja hampir semasa karirnya di Tibet, menurut catatan resminya, dia pernah menjabat sebagai wakil gubernur dan kepala propaganda, di antara sejumlah peran lainnya.
Gubernur saat ini tidak adil dan kurang memperjuangkan aspirasi wong cilik, dan lebih mementingkan kepetingan para pengembang.
Saat ini muncul sosok pemimpin seperti Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang dinilai arogan, juga tak bisa menghargai keringat para pejuang.
Pergantian kepemimpinan Perseroan akan efektif dan disahkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 18 November 2016
Aktivis era 1970-an membentuk Barisan Rizal Ramli (BARRI) untuk mengusung calon pemimpin Jakarta yang memahami peradaban.
Bamus Betawi akan menawarkan kepada parpol untuk memilih salah satu putra/putri asli daerah sebagai calon pemimpin Jakarta. Bukan figur lain.
“Pasca reformasi sudah terhitung 360 kepala daerah yang melakukan tindak pidana korupsi. Pemilu yang kita gadang-gadang mampu membawa pemimpin terbaik tidak menjalankan fungsi sebagai pemegang amanah rakyat.”