Laporan media mengatakan, relawan itu adalah seorang dokter berusia 28 tahun yang bekerja di garis depan pandemi yang meninggal karena komplikasi akibat COVID-19.
Proyek vaksin AstraZeneca adalah salah satu yang paling menjanjikan dan maju di dunia untuk memerangi pandemi global, yang kini telah merenggut nyawa 1,1 juta orang.
AstraZeneca, yang sedang mengembangkan vaksin COVID-19 bersama University of Oxford, juga menyampaikan bahwa respons merugikan vaksin terhadap para lansia juga lebih rendah.
Terlalu dini untuk mengetahui apakah dan seberapa baik vaksin tersebut bekerja dalam mencegah penyakit COVID-19.
Tingkat keberhasilan meningkat menjadi 90% jika vaksin diberikan setengah dosis diikuti dengan dosis penuh.
Oxford dan AstraZeneca melaporkan bahwa vaksin mereka efektif 62% pada orang yang menerima dua dosis, dan efektif 90% ketika sukarelawan diberi setengah dosis diikuti dengan dosis penuh.
Perusahaan yang mengembangkan vaksin bersama Universitas Oxford itu akan melakukan uji coba tambahan setelah sejumlah pakar meragukan keampuhannya.
Vaksin percobaan dapat disimpan pada suhu dua hingga delapan derajat Celcius dan dapat didistribusikan dengan lebih mudah di India, yang memiliki jumlah infeksi tertinggi kedua di dunia.
Jurnal medis Lancet pada Selasa (8/12) menerbitkan sebagian hasil dari tes vaksin di Inggris, Brasil dan Afrika Selatan, hasil keamanan pada 23.745 peserta dan tingkat perlindungan pada 11.636.
Sumber pemerintah mengkonfirmasi kepada AFP bahwa Maroko telah memilih vaksin China Sinopharm dan British AstraZeneca, yang keduanya membutuhkan dua suntikan.