Sabtu, 18/05/2024 01:19 WIB

WHO Ingatkan Sindrom Pasca-Covid 19, dr Reisa: Pertahankan Hidup Sehat

WHO menyarankan bahwa sindrom pasca-covid yang bertahan lama akan berdampak serius pada kemampuan orang tersebut untuk kembali produktif

dr. Reisa Broto Asmoro, Jubir Pemerintah

Jakarta, Jurnas.com - Juru Bicara Pemerintah, dr. Reisa Broto Asmoro, menyarankan kepada penyintas Covid-19 (orang yang pernah terpapar covid-19) yang mengalami gejala kondisi pasca-covid agar tetap mempertahankan gaya hidup sebagaimana saat berjuang untuk sembuh.

Gaya hidup sehat tersebut antara lain menyantap makanan bergizi seimbang, olahraga rutin, hingga meneruskan kebiasaan berjemur.

Hal tersebut disampaikan oleh dr. Reisa Broto Asmoro dalam keterangan persnya pada Jumat, 27 Agustus 2021, di Kantor Presiden, Jakarta, yang ditayangkan langsung pada kanal YouTube Sekretariat Presiden.

“Tetap makan makanan bergizi seimbang, olahraga rutin yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan tubuh, jaga kebersihan lingkungan, sering-sering di ruang yang berventilasi bagus, dan teruskan kebiasaan terkena sinar matahari,” jelas Reisa.

Selain itu, Juru Bicara Pemerintah pun memberikan saran bagi penyintas Covid-19 agar tetap melakukan konsultasi rutin dengan dokter. Hal tersebut dapat membantu untuk menentukan tindakan yang tepat apabila gejala _long covid_ tetap bertahan.

WHO menyarankan bahwa sindrom pasca-covid yang bertahan lama akan berdampak serius pada kemampuan orang tersebut untuk kembali produktif,” sambung Reisa.

Untuk diketahui, istilah long covid merupakan dampak jangka panjang yang dialami penyintas Covid-19 sebagaimana diidentifikasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Semua orang yang tertular Covid-19 berpotensi terkena sindrom post covid, tidak bergantung tingkat keberatan atau kritis saat terkena Covid-19.

Beberapa literatur penelitian memperkirakan terdapat lebih kurang 200 gejala yang dikenali pada kasus long covid, di antaranya adalah kelelahan dan batuk berkepanjangan. Hal itu juga dikeluhkan oleh perwakilan masyarakat yang terhubung dalam keterangan pers tersebut.

“Karena penyakit ini penyakit baru dan virusnya masih berubah-ubah, para ahli dan tenaga medis belum bisa menyimpulkan pola umum gejala kondisi pasca-covid,” jelas Reisa.

Pada kesempatan yang sama, Juru Bicara Pemerintah juga menjawab pertanyaan masyarakat terkait vaksinasi bagi penyintas Covid-19. Menurut Reisa, vaksinasi bagi penyintas dapat dilaksanakan tiga bulan setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19.

“Mengapa demikian? karena penyintas ini masih memiliki antibodi alami yang terbentuk,” sambung Reisa.

Namun, bagi penyintas yang sebelumnya telah mendapatkan vaksinasi lengkap, tidak perlu untuk melakukan vaksinasi ulang dikarenakan imunitas yang ada pada tubuh sudah lebih untuk melawan virus korona.

Untuk diketahui, hingga Jumat (27/08), sebanyak lebih kurang 60 juta orang telah menerima vaksin dosis lengkap. Jumlah tersebut menempatkan Indonesia pada posisi 10 besar negara di dunia dengan penerima vaksin terbanyak.

Lima merek vaksin yang dipakai di Indonesia juga telah terbukti efektif dan aman. Hal tersebut telah diakui oleh WHO, disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan disarankan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

KEYWORD :

dr. Reisa Broto Asmoro WHO pasca-covid gizi vaksin Covid-19




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :