Minggu, 19/05/2024 00:12 WIB

Israel Ingin Atur Ulang Hubungan dengan AS

Bennett juga menjelaskan bahwa Iran akan menjadi agenda utama, terutama

Perdana Menteri Israel Naftali Bennett (kedua dari kanan) berbicara pada pertemuan kabinet mingguan di Kementerian Luar Negeri di Yerusalem pada 8 Agustus 2021. [RONEN ZVULUN/POOL/AFP via

Tel Aviv, Jurnas.com - Perdana Menteri Israel Naftali Bennett berharap dapat mengatur ulang hubungan diplomatiknya dengan Amerika Serikat (AS), dan menyetujui bagaimana menghentikan program nuklir Iran selama pertemuan pertamanya dengan Presiden Joe Biden di Gedung Putih.

Nasionalis sayap kanan itu mulai menjabat pada Juni lalu, setelah membentuk koalisi pemerintahan yang beragam secara ideologis.

Dia menggantikan Benjamin Netanyahu, yang dekat dengan Donald Trump dan bentrok dengan pemerintahan Barack Obama. Bennett mengatakan dia membawa "semangat baru kerja sama" dari Israel.

Dia juga menjelaskan bahwa Iran akan menjadi agenda utama, terutama "lompatan" yang dicapai oleh program nuklirnya selama dua atau tiga tahun terakhir.

Diketahui, Biden mengatakan dia akan bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir dan mencabut sanksi jika Iran kembali ke kepatuhan yang ketat. Tapi Iran mengatakan AS harus membuat langkah pertama.

Bennett, yang melihat program nuklir Iran sebagai ancaman potensial bagi keberadaan Israel, berharap untuk membujuk presiden agar menyerah.

Dikutip dari BBC pada Kamis (26/8), Bennet mengatakan kepada Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bahwa ia berharap AS dapat "bekerja sama dalam kerjasama dan niat baik", dan "menemukan hal-hal umum yang kita sepakati".

Ketika Trump dan Netanyahu sama-sama menjabat, AS dan Israel bekerja sama secara erat untuk melawan aktivitas nuklir Iran, program rudal balistiknya, dan keterlibatannya dalam konflik di Timur Tengah.

Namun, New York Times melaporkan pada Kamis ini bahwa Netanyahu membatasi pembagian intelijen tentang Iran dengan AS di musim semi, karena "dia tidak mempercayai pemerintahan Biden".

KEYWORD :

Naftali Bennett Israel Amerika Serikat Iran




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :