Vaksin Moderna dari Amerika yang menjadi vaksin booster bagi tenaga kesehatan (Foto: Ist)
New York, Jurnas.com - Moderna Inc mengklaim vaksinnya tetap 93 persen efektif hingga enam bulan setelah dosis kedua. Dalam penelitian, Moderna tidak menunjukkan perubahan dari efikasi 94 persen, sebagaimana yang dilaporkan dalam uji klinis.
Namun, dikutip dari Reuters pada Jumat (6/8), suntikan ketiga tetap disarankan menjelang musim dingin, yang disebut dapat mengurangi tingkat antibodi. Pesaing Moderna, Pfizer dan BioNTech juga menganjurkan suntikan ketiga untuk mempertahankan perlindungan yang tinggi terhadap Covid-19.
Sementara itu, CEO Moderna, Stephane Bancel memastikan bahwa perusahaan tidak akan memproduksi lebih dari 800 juta hingga 1 miliar dosis vaksin, seperti yang ditargetkan tahun ini.
"Kami sekarang dibatasi kapasitasnya untuk 2021, dan kami tidak menerima pesanan lagi untuk pengiriman 2021," ujar dia.
Saham Moderna turun 3,6 persen menjadi sekitar US$403,87 per lembar saham pada perdagangan pra-pasar, setelah ditutup US$419,05 pada Rabu (Kamis waktu setempat).
Data Moderna lebih baik dibandingkan dengan yang dirilis oleh Pfizer dan BioNTech minggu lalu, di mana mereka mengatakan kemanjuran vaksin berkurang sekitar 6 persen setiap dua bulan, menurun menjadi sekitar 84 persen enam bulan setelah suntikan kedua.
"Vaksin Covid-19 kami menunjukkan kemanjuran yang tahan lama sebesar 93 persen hingga enam bulan, tetapi menyadari bahwa varian Delta adalah ancaman baru yang signifikan sehingga kami harus tetap waspada," kata Bancel.
Pernyataan itu muncul di saat pejabat kesehatan masyarakat di seluruh dunia memperdebatkan apakah dosis tambahan aman, efektif, dan diperlukan di tengah penyebaran varian Delta.
Pfizer berencana meminta izin untuk suntikan ketiga akhir bulan ini, dan beberapa negara seperti Israel telah memulai atau berencana untuk mulai memberikan suntikan tambahan kepada orang yang lebih tua atau rentan.
KEYWORD :Moderna Vaksin Covid-19 Efikasi Efektivitas