Sabtu, 27/04/2024 00:58 WIB

Tak Cuma Lebih Menular, Gejala Varian Delta Juga Lebih Parah

Mengutip penelitian yang dilakukan di Kanada, Singapura, dan Skotlandia orang yang terinfeksi varian Delta lebih mungkin dirawat di rumah sakit, dari pada pasien yang terpapar di awal pandemi.

Masker (Foto: Unsplash)

Los Angeles, Jurnas.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) memperingatkan, virus Covid-19 varian Delta terbukti lebih cepat menular, dan gejalanya lebih parah dari varian yang ada sebelumnya.

Mengutip penelitian yang dilakukan di Kanada, Singapura, dan Skotlandia orang yang terinfeksi varian Delta lebih mungkin dirawat di rumah sakit, dari pada pasien yang terpapar di awal pandemi.

Para dokter yang merawat pasien yang terinfeksi Delta menggambarkan timbulnya gejala Covid-19 lebih cepat, dan di banyak daerah secara keseluruhan meningkatkan kasus secara serius.

Sebaliknya, para ahli menyebut masih ada banyak penelitian yang diperlukan untuk membandingkan hasil di antara sejumlah besar individu dalam studi epidemiologi, guna memilah apakah satu varian menyebabkan penyakit yang lebih parah dari pada yang lain.

"Sulit untuk menentukan peningkatan keparahan dan bias populasi," kata Lawrence Young, ahli virologi di Warwick Medical School Inggris dikutip dari Reuters pada Selasa (3/8).

Selain itu, kemungkinan tingkat penularan Delta yang luar biasa juga berkontribusi pada lebih banyak kasus parah yang tiba di rumah sakit, menurut keterangan para ahli.

Delta menular seperti halnya cacar air, dan jauh lebih menular dari pada pilek atau flu biasa, menurut laporan CDC.

Shane Crotty, ahli virologi di La Jolla Institute for Immunology di San Diego, mengatakan indikasi paling jelas bahwa varian tersebut dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah berasal dari penelitian di Skotlandia, yang menemukan bahwa Delta secara kasar menggandakan risiko rawat inap dibandingkan dengan versi sebelumnya.

Sedangkan untuk individu yang divaksinasi dan dinyatakan sehat, kemungkinannya adalah jika mereka tertular Covid-19, mereka hanya akan mengalami penyakit tanpa gejala atau penyakit ringan, kata Dr. Gregory Poland, pakar penyakit menular di Mayo Clinic.

"Tapi mereka bisa menyebarkannya ke anggota keluarga dan orang lain yang mungkin tidak seberuntung itu," ungkap Poland.

"Kita harus divaksinasi dan menggunakan masker, atau kita akan untuk keempat kalinya sekarang, menanggung lonjakan lain dan dari itu akan muncul varian yang lebih buruk," sambung dia.

Penelitian dari China menunjukkan bahwa varian Delta bereplikasi lebih cepat dan menghasilkan 1.000 kali lebih banyak virus di dalam tubuh, dibandingkan dengan strain asli.

"Sulit untuk mengatakan apakah mereka lebih sakit karena varian Delta atau apakah mereka akan lebih sakit lagi," papar Dr. Michelle Barron, direktur medis senior pencegahan dan pengendalian infeksi di UCHealth Colorado.

Dokter lain mengatakan pasien yang terinfeksi Delta tampaknya sakit lebih cepat, dan dalam beberapa kasus disertai gejala yang lebih parah, dari pada mereka yang dirawat di awal pandemi.

KEYWORD :

Virus Covid-19 Varian Delta Penelitian Corona CDC Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :