Sabtu, 18/05/2024 01:22 WIB

WHO: Negara-negara Kaya Jangan Kemaruk Vaksin!

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan kematian akibat Covid-19 kembali meningkat, varian Delta menjadi dominan, dan banyak negara belum menerima dosis vaksin yang cukup untuk melindungi tenaga kesehatan.

Seorang petugas kesehatan menyiapkan dosis vaksin Astrazeneca/Oxford di Osvaldo Cruz Foundation (Foto Andre Coelho/Getty Images)

Jenewa, Jurnas.com - Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan negara-negara kaya agar tidak serakah menumpuk vaksin, sementara banyak negara lain belum menerima vaksin Covid-19.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan kematian akibat Covid-19 kembali meningkat, varian Delta menjadi dominan, dan banyak negara belum menerima dosis vaksin yang cukup untuk melindungi tenaga kesehatan.

"Varian Delta menyebar di seluruh dunia dengan kecepatan tinggi, mendorong lonjakan baru dalam kasus Covid-19 dan kematian," kata Tedros dikutip dari Reuters pada Senin (12/7).

"Kesenjangan global dalam pasokan vaksin Covid-19 sangat tidak merata. Beberapa negara dan wilayah sebenarnya memesan jutaan dosis vaksin, sebelum negara lain memiliki pasokan untuk memvaksinasi pekerja kesehatan mereka dan yang paling rentan," sambung dia.

Menurut Tedors, pembuat vaksin Pfizer dan Moderna seharusnya mengarahkan dosis mereka ke COVAX, program berbagi vaksin terutama untuk negara-negara berpenghasilan menengah dan miskin.

Sementara itu Kepala Ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan, mengatakan badan kesehatan global sejauh ini belum melihat bukti yang menunjukkan bahwa suntikan tambahan diperlukan bagi mereka yang telah menerima vaksin lengkap. Suntikan tambahan mungkin diperlukan suatu hari nanti, belum ada bukti bahwa mereka dibutuhkan.

"Harus berdasarkan ilmu pengetahuan dan data, bukan pada masing-masing perusahaan yang menyatakan bahwa vaksin mereka perlu diberikan sebagai dosis booster," tegas dia.

Mike Ryan, Kepala Program Kedaruratan WHO memandang, negara-negara kaya menggunakan vaksin yang ada saat ini untuk suntikan ketiga, sementara pada saat yang sama di negara lain orang-orang yang rentan masih sekarat tanpa vaksin.

"Ini adalah orang-orang yang ingin memiliki kue dan memakannya, dan kemudian mereka ingin membuat kue lagi dan memakannya juga," tutup dia.

KEYWORD :

Vaksin Negara Kaya WHO Vaksinasi Covid-19




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :