Sabtu, 18/05/2024 12:52 WIB

Legislator PKS: Vaksin Gotong Royong Jangan Sampai Tak Bisa Diakses Pelaku UMKM

Kalangan dewan mengapresiasi dimulainya program vaksinasi skema gotong royong yang berjalan sejak Selasa (18/5) lalu.

Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKS, Netty Prasetyani Aher. (Foto: Parlementaria)

Jakarta, Jurnas.com - Kalangan dewan mengapresiasi dimulainya program vaksinasi skema gotong royong yang berjalan sejak Selasa (18/5) lalu. 

Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani berharap, biaya vaksin tidak memberatkan pelaku UMKM.

"Hampir satu juta rupiah  untuk dua kali suntikan, itu memberatkan pelaku UMKM. Jika tujuannya untuk membantu realisasi program vaksinasi nasional sehingga dapat mempercepat terbentuknya kekebalan kolektif, seharusnya ada mekanisme subsidi bagi mereka yang bergerak di usaha kecil dan menengah agar dapat mengikuti skema vaksin gotong royong ini," kata Netty dalam keterangan resmi, Kamis (20/5).

Menurut dia, UMKM memiliki peranan besar dalam menggerakkan ekonomi nasional. Bahkan di saat pandemi ini sebagian besar mereka masih bisa bertahan. 

Berdasarkan data Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada tahun 2018, jumlah pelaku UMKM sebesar 64,2 juta orang atau 99,9 persen dari jumlah pelaku usaha di Indonesia. Dengan daya serap tenaga kerja mencapai 117 juta pekerja atau 97 persen dari total pekerja.

Sementara itu UMKM berkontribusi 61,1 persen bagi perekonomian nasional (PDB) dan sisanya disumbangkan oleh pelaku usaha besar yang jumlahnya hanya 0,01 persen dari jumlah pelaku usaha. 

"Jadi, sangat disayangkan  jika pelaku UMKM tidak mendapat prioritas dukungan untuk memperoleh vaksin  gotong royong. Jangan sampai vaksin gorong royong hanya dapat diakses oleh  korporasi besar saja," ungkapnya. 

Politisi Fraksi PKS ini juga mengingatkan agar pemerintah mengawasi implementasi program vaksin gototong-royong di lapangan guna memastikan biaya vaksin tidak dibebankan kepada para pekerja. 

"Vaksin gotong royong ini sesuatu yang sangat penting dihadirkan di tengah lambatnya realisasi vaksinasi harian. Pemerintah perlu mengawasi implementasi di lapangan agar tidak terjadi pembebanan  biaya vaksin kepada para pekerja oleh perusahaan dengan segala triknya. Jangan sampai  hak-hak pekerja yang dihilangkan atau dikurangi  demi mengganti biaya vaksin skema gotong royong," ujar Netty. 

Ia juga meminta pemerintah lebih sigap dan transparan  dalam penanganan program vaksinasi nasional baik menyangkut proses pengadaan vaksin, distribusi, dan pencapaian targetnya. 

KEYWORD :

Warta DPR Komisi IX DPR Netty Prasetyani Vaksin Gotong Royong UMKM




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :