Selasa, 23/04/2024 18:48 WIB

Ayatollah Khamenei Janji akan Lanjutkan Pekerjaan Mohsen Fakhrizadeh

Mohsen Fakhrizadeh merupakan ilmuwan nuklir dan pertahanan bergengsi yang martir di tangan penjahat dan tentara bayaran yang kejam.

Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Ali Khamenei (Foto: Tehran Time)

Teheran, Jurnas.com - Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei berjanji akan melanjutkan pekerjaan Mohsen Fakhrizadeh, yang diyakini pemerintah Barat dan Israel sebagai arsitek program rahasia Iran untuk membuat senjata.

 

Ayatollah Khamenei, yang merupakan otoritas tertinggi Iran dan yang bersikeras bahwa tidak pernah mencari senjata nuklir. Karena itu, ia meminta para pejabat Iran untuk mengejar kejahatan tersebut dan menghukum para pelakunya dan mereka yang memerintahkannya.

Ayatollah menyebut Fakhrizadeh sebagai ilmuwan nuklir dan pertahanan bergengsi yang martir di tangan penjahat dan tentara bayaran yang kejam.

"Ilmuwan yang tak tertandingi ini memberikan hidupnya yang berharga dan berharga kepada Tuhan karena upaya ilmiahnya yang besar dan langgeng, dan hadiah tertinggi kemartiran adalah pahala ilahi," ujarnya.

Sementara itu, Presiden Iran, Hassan Rouhani mengatakan bahwa Iran akan menanggapi pembunuhan tersebut pada waktu yang tepat.

"Sekali lagi, tangan jahat Kesombongan Global dan tentara bayaran Zionis berlumuran darah seorang putra Iran," kata Rouhani pada pertemuan kabinet yang disiarkan televisi pada Sabtu (28/11).

Israel menolak mengomentari pembunuhan Fakhrizadeh dan juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan kementerian tidak mengomentari keamanan terkait misi di luar negeri.

Gedung Putih, Pentagon, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) dan CIA juga menolak mengomentari pembunuhan itu, begitu pula tim transisi Biden. Biden mulai menjabat pada 20 Januari.

"Apakah Iran tergoda untuk membalas dendam atau apakah menahan diri, itu akan membuat Biden sulit untuk kembali ke perjanjian nuklir," tulis Amos Yadlin, mantan kepala intelijen militer Israel dan direktur Institut Studi Keamanan Nasional Israel, pada Indonesia.

Fakhrizadeh meninggal setelah diserang kelompok bersenjata di luar ibukota Teheran pada Jumat (27/11), menurut kementerian pertahanan Iran. Ilmuwan, yang mengepalai organisasi penelitian dan inovasinya, meninggal setelah petugas medis gagal menyelamatkannya.

Fakhrizadeh diperkirakan memimpin apa yang diyakini Badan Energi Atom Internasional PBB (IAEA) dan badan intelijen AS sebagai program senjata nuklir Iran.

Dia adalah satu-satunya ilmuwan Iran yang disebutkan dalam penilaian akhir IAEA tahun 2015 atas pertanyaan terbuka tentang program nuklir Iran. Dikatakan dia mengawasi kegiatan dalam mendukung kemungkinan dimensi militer untuk program nuklir (Iran).

Fakhrizadeh juga menjadi tokoh sentral dalam presentasi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada 2018 yang menuduh Iran terus mencari senjata nuklir. "Ingat nama itu, Fakhrizadeh," kata Netanyahu saat itu.

Badan intelijen AS dan IAEA percaya Iran menghentikan program senjata terkoordinasi pada tahun 2003. IAEA mengatakan tidak memiliki indikasi kredibel kegiatan di Iran yang relevan dengan pengembangan perangkat peledak nuklir setelah 2009.

AS mengerahkan kapal induk AS Nimitz dengan kapal yang menyertainya ke Teluk pada Rabu, tak lama sebelum pembunuhan itu, tetapi seorang juru bicara Angkatan Laut AS mengatakan penempatan itu tidak terkait dengan ancaman khusus.

KEYWORD :

Ayatollah Ali Khamenei Hassan Rouhani Mohsen Fakhrizadeh




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :