Minggu, 28/04/2024 17:00 WIB

Terbukti, Belajar Bahasa Asing Mempertajam Pikiran

Semakin banyak bahasa asing yang kita pelajari, maka semakin efektif otak kita akan bereaksi dan memproses data yang dikumpulkan selama belajar.

Ilustrasi Anak

Para ilmuwan dari Higher School of Economics (HSE) bersama civitas akademika University of Helsinki mengungkapkan bahwa mempelajari bahasa asing, dapat meningkatkan elastisitas otak yang berfungsi untuk menyerap beragam informasi.

Semakin banyak bahasa asing yang kita pelajari, maka semakin efektif otak kita akan bereaksi dan memproses data yang dikumpulkan selama belajar. Sebuah artikel Yury Shtyrov, dari seorang anggota riset terkemuka  HSE Center for Cognition and Decision Making, Lilli Kimppa, dan Teija Kujala (University of Helsinki) merangkum beberapa temuan baru yang baru-baru ini diterbitkan oleh Scientific Reports.

Berdasarkan penelitian, gerakan-gerakan neurophysiologis dari bahasa dan berbicara ternyata dieksplorasi lebih banyak dari fungsi-fungsi otak yang lain. Para peneliti mengadakan beberapa percobaan di mana aktivitas elektrik dalam otak diukur melalui EEG (electroencephalography). Total terdapat 22 siswa (10 laki-laki dan 12 perempuan) turut berpartisipasi dalam penelitian ini, yang rata-rata berusia sekitar 24 tahun.

Setiap siswa ditempatkan di atas kepala mereka sebuah elektroda, kemudian diminta untuk mendengarkan kata-kata yang berbeda dalam bahasa asli mereka dan bahasa asing, baik yang dikenal maupun tidak oleh para siswa. Ketika terdapat kata-lata yang dikenal atau tidak dikenal, perubahan aktivitas di otak dapat dilacak.

Dalam penelitian ini, para peneliti fokus pada kecepatan di mana otak menyesuaikan aktivitasnya kala mendengarkan kata-kata yang tidak dikenal. Setelah itu, data neurophysiologis dibandingkan dengan latar belakang linguistik siswa: berapa banyak bahasa yang mereka ketahui, pada umur berapa mereka menguasai bahasa-bahasa tersebut, dan sebagainya. Rupanya, kemampuan otak untuk memproses informasi secara cepat tergantung pada bahasa yang digunakan dalam pemeriksaan tersebut (anamnesis linguistik).

Percobaan tersebut menunjukkan bahwa aktifitas elektrik otak pada siswa yang telah mengenal beberapa bahasa asing cenderung lebih tinggi. Yury Shtyrov selaku pihak yang mengadakan penelitian ini menyimpulkan bahwa semakin banyak bahasa yang dikuasai, maka semakin cepat jaringan neuron menyerap informasi terhadap kata-kata yang baru dibentuk. Akibatnya, data baru ini merangsang fisiologi otak, yakni mengeluarkan gagasan dengan beragam pengetahuan akan semakin mendorong elastisitasnya.

Para ilmuwan percaya bahwa memahami bagaimana fungsi-fungsi otak dalam memperoleh bahasa sangat penting dalam mendiagnosa kesulitan berbicara setelah mengalami kecelakaan, stroke, dan kondisi lainnya. Sehingga harus ditemukan sebuah cara untuk menyelesaikan hal ini. Terlebih, ketika kita mendapatkan wawasan yang baik mengenai prinsip-prinsip pembuatan dan penguatan jaringan neuron, maka kita akan mampu untuk memanfaatkan mekanisme ini dalam mempercepat dan meningkatkan proses pembelajaran.

KEYWORD :

Otak Bahasa Penelitian




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :