Sabtu, 20/04/2024 11:20 WIB

Pasukan Keamanan Irak Tembak Mati 13 Demosntran

Pasukan keamanan Irak menembak mati setidaknya 13 pengunjuk rasa dalam 24 jam terakhir,

Demonstrasi di Irak (foto: PBS)

Jakarta, Jurnas.com - Pasukan keamanan Irak menembak mati setidaknya 13 pengunjuk rasa dalam 24 jam terakhir, dan melakukan tindakan keras demi mencoba membasmi demonstrasi terhadap partai-partai politik yang mengendalikan pemerintah.

Setelah delapan orang terbunuh pada Senin, pasukan keamanan menembak mati setidaknya lima lainnya dalam semalam atau awal Selasa, termasuk satu tewas dengan tembakan langsung ke arah prosesi pemakaman yang diadakan untuk orang lain yang meninggal beberapa jam sebelumnya.

Dilansir Reuters, lebih dari 260 warga Irak tewas dalam demonstrasi sejak awal Oktober melawan pemerintah yang mereka pandang korup dan terikat pada kepentingan asing, terutama Iran.

Sebagian besar dari kematian itu terjadi selama minggu pertama demonstrasi, ketika penembak jitu menembak ke kerumunan dari atap rumah Baghdad. Tetapi setelah pemerintah tampaknya telah menghentikan penggunaan beberapa taktik mematikan, protes membengkak dengan cepat selama 12 hari terakhir.

Kekerasan baru itu berkobar sehari setelah Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi mengimbau para pemrotes untuk menunda gerakan mereka, yang katanya telah mencapai tujuannya dan telah mengganggu ekonomi.

Dalam pidato yang disiarkan televisi pada Selasa, Abdul Mahdi mengatakan protes tersebut memiliki dampak ekonomi yang tidak mampu dimiliki negara itu, dan meminta para demonstran untuk menahan diri dari semakin merusak properti publik dan pribadi.

"Ada banyak cara untuk mengekspresikan pendapat tanpa mengganggu kehidupan publik," katanya.

Abdul Mahdi mengatakan dia bersedia untuk mengundurkan diri jika politisi menyetujui penggantian dan telah berjanji sejumlah reformasi. Tetapi pengunjuk rasa mengatakan itu tidak cukup dan seluruh kelas politik harus pergi.

"Setelah gelombang pertama protes, kami memberi pemerintah sampai 25 Oktober untuk memberlakukan reformasi," ujar seorang pemrotes berusia 30 tahun, yang menolak menyebutkan namanya karena alasan keamanan.

"Itu telah gagal melakukannya, (dan) semua reformasi yang diusulkan hanya rutin, hal-hal lama yang sama."

Dia mengatakan penggunaan kekuatan mematikan terhadap pengunjuk rasa telah meradikalisasi pengunjuk rasa yang awalnya hanya menginginkan "reformasi konstitusi dan hukum". Sekarang mereka menginginkan perubahan secara keseluruhan.

KEYWORD :

Pasukan Keamanan Irak Tembak Mati Para Demonstran




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :