Jum'at, 19/04/2024 22:28 WIB

Didukung Ulama, Demo di Irak Ingin Tumbangkan Rezim

Ini merupakan protes fase kedua, sejak aksi berdarah awal bulan ini, dan diperkirakan lebih besar karena mendapatkan dukungan ulama Moqtada al-Sadr.

Demo di Irak (Foto: AFP)

Baghdad, Jurnas.com - Demonstrasi anti-pemerintah kembali berlanjut di seluruh kawasan Irak. Ini merupakan protes fase kedua, sejak aksi berdarah awal bulan ini, dan diperkirakan lebih besar karena mendapatkan dukungan ulama Moqtada al-Sadr.

Irak diguncang oleh demonstrasi pada awal Oktober. Awalnya massal memprotes mengenai praktik korupsi dan pengangguran, sebelum akhirnya berkembang menjadi seruan untuk perbaikan sistem politik.

Dikutip dari AFP pada Jumat (25/10), ratusan massa turun ke jalan-jalan di ibukota Irak lebih awal dari yang diperkirakan.

Mereka berkumpul di Lapangan Tahrir (Pembebasan) yang ikonis di Baghdad, pada Kamis (24/10) malam, membawa bendera tiga warna Irak dan menyerukan kelas politik negara itu dicopot.

Beberapa lusin massa aksi tampak menuju Zona Hijau dengan keamanan tinggi, yang menampung kantor-kantor pemerintah dan kedutaan asing, tetapi didorong kembali oleh pasukan keamanan menggunakan meriam air.

Demonstrasi lain meletus di kota-kota selatan Diwaniyah dan Nasiriyah, di mana para demonstran mengatakan mereka akan tetap berada di jalan-jalan sampai rezim jatuh.

Tepat setelah tengah malam, Perdana Menteri Adel Abdel Mahdi tampil di televisi, yang dijadwalkan sebelum protes besar diharapkan pada hari berikutnya.

Dia berjanji akan melakukan perombakan kabinet dan mengatakan kepada para pemrotes bahwa itu adalah "hak" mereka untuk menunjukkan selama mereka tidak "mengganggu kehidupan publik".

Tetapi dengan nada kritis yang luar biasa, perdana menteri mengeluh bahwa pemerintah sebelumnya tidak menghadapi tingkat pengawasan yang sama, dan mengatakan tokoh-tokoh politik yang menuntut "reformasi" sendiri gagal menerapkannya.

Komentar Abdel Mahdi menyindir Sadr, mantan milisi berpengaruh yang mengendalikan blok parlemen terbesar, dengan sendirinya disebut "Aliansi Menuju Reformasi."

Banyak yang memperkirakan para pendukung Sadr akan turun ke jalan dalam jumlah besar pada Jumat sore, setelah khotbah mingguan otoritas tertinggi Syiah Irak, Ayatollah Ali al-Sistani.

Sistani telah menetapkan Jumat sebagai batas waktu bagi Abdel Mahdi untuk memberlakukan reformasi, dan ini akan menjadi sinyal pertama bagaimana sisa hari yang sangat dinanti-nantikan itu dapat berkembang.

KEYWORD :

Demo Irak Kerusuhan Penumbangan Rezim




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :