Jum'at, 17/05/2024 16:11 WIB

Emotional Eating Bisa Sebabkan Obesitas

Pernah banyak lalu didera rasa bersalah, itu menjadi salah satu tanda jika Anda mengalami emotional eating, seperti apa?

Emotional eating memiliki beberapa tanda yang bisa kita kenali (Foto: Ilustrasi)

Jakarta - Berdasarkan data dari American Psychological Association, 38 persen orang dewasa mengaku bahwa saat mereka mengonsumsi makanan tidak sehat secara berlebihan karena munculnya stres, separuhnya merasa menyesal kemudian.

Emotional eating memiliki beberapa tanda yang bisa kita kenali, seperti secara tiba-tiba muncul keinginan makan makanan yang spesifik, atau cenderung makan lebih dari biasanya tapi setelahnya kita merasa bersalah.

Manager Program Klinik LightHouse Vera Yudhi H. Napitupulu mengatakan ketika kita makan dalam kondisi yang sebenarnya sedang tidak lapar, tubuh kita sebenarnya sedang tidak membutuhkan kalori.

Bila kondisi ini terus berulang, maka kelebihan kalori akan disimpan sebagai lemak dan dapat menyebabkan obesitas.

"Sedangkan obesitas sendiri berpotensi mengakibatkan berbagai penyakit tidak menular seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, sakit sendi, dan penyakit empedu," ujar Vera.

Mengatasi emotional eating perlu melibatkan edukasi kepada individu terkait cara pandang yang sehat akan makanan, membangun pola makan lebih baik, mengenali pemicunya dan membangun langkah-langkah tepat untuk menghadapi stres.

"Salah satunya adalah membangun pengertian bahwa comfort food bukan berarti makanan yang tidak sehat," imbuhnya.

KEYWORD :

Comfort Food Emotional Eating




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :