Marlen Sitompul | Rabu, 26/09/2018   11:56 WIB 
                                           
                                          
                                          
										  
										  
                                        
									   
										  
										  
									   
									   
										
                                          
																					  
                                              
                                             
                                                Ketum Golkar, Airlangga Hartarto
                                              
											 
                                           
											Jakarta - Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar Airlangga Hartarto disebut terlibat dalam pembahasan proyek PLTU Riau-1 yang saat ini sedang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Hal itu disampaikan mantan Wakil Ketua Komisi VII DPR dari Fraksi Partai 
Golkar Eni Maulani Saragih melalui kuasa hukumnya, Fadli Nasution, ketika dikonfirmasi wartawan, Jakarta, Rabu (26/9).
Kata Fadli, Airlangga membahas proyek PLTU Riau bersama Eni, Ketua Fraksi 
Golkar Melchias Marcus Mekeng, mantan Sekretaris Jenderal 
Golkar Idrus Marham, serta pemegang saham Blackgold Natural Recourses Limited Johannes B Kotjo.
Dimana, pertemuan digelar pada Januari 2018 setelah Airlangga resmi menjabat sebagai Ketum Partai 
Golkar menggantikan Setya Novanto (Setnov) yang terseret kasus korupsi e-KTP.
    
												
												   
												
												
												  
												
												
                                                "Setelah pak AH (
Airlangga Hartarto) menjadi ketum 
Golkar, diadakan pertemuan di rumah pribadi pak AH. Hadir dalam pertemuan itu Pak AH, Mekeng, Idrus, Ibu Eni dan pak Kotjo," kata Fadli.
Adapun isi pertemuan, kata Fadli, telah disampaikan kepada penyidik KPK dalam berita acara pemeriksaan (BAP). Yang pasti, pertemuan tersebut dalam rangka membahas kepentingan Johannes Kotjo dalam proyek PLTU Riau.
"Pastinya kepentingan Kotjo yang dibahas di situ karena belum tuntas kontraknya, mengingat pak SN (Setya Novanto) sudah tidak lagi Ketum 
Golkar," tegasnya.
    
													
												
												
													
												
													
													
												
												
												
												  
												
												
												
												
																									
												Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Alexander Marwata mengatakan, Partai 
Golkar telah mengakui menerima suap PLTU Riau-1. Hal itu terkait pengembalian uang senilai Rp700 juta oleh salah satu elite Partai 
Golkar.
"Kalau (
Golkar) dia mengembalikan setidak-tidaknya kan mereka mengakui memang benar-benar menerima. Kalau nggak pernah menerima kan enggak mengembalikan," kata Alexander, di Gedung KPK, Jakarta, Senin (24/9).
Pengembalian uang oleh pengurus 
Golkar setelah Eni beberapa kali mengungkap soal aliran dana ke partai berlambang pohon beringin itu senilai Rp2 miliar. Bahkan, Eni mengaku telah menyerahkan bukti kepada penyidik KPK.
Dimana, uang tersebut diduga untuk pemenangan Airlangga sebagai Ketum Partai 
Golkar pada Munaslub 2017 silam.
KPK baru menetapkan tiga orang tersangka kasus suap PLTU Riau. Ketiganya yakni, Eni Maulani Saragih, bos Blackgold Natural Resources Limited, Johannes B Kotjo, dan mantan Menteri Sosial (Mensos) Idrus Marham.	
											 
											 
											 											 
											 
											 
											 
											 
KEYWORD : 
  Suap PLTU Riau   Golkar   Airlangga Hartarto