
Rudal hipersonik Fattah-1 (Foto: Noghtezan_Info)
Jakarta, Jurnas.com - Iran menyerang Kota Haifa, Israel pada Minggu (15/6) dini hari, dalam serangan balasan atas eskalasi yang diciptakan Israel sebelumnya. Rudal hipersonik yang digunakan Negeri Mullah sukses membuat kawasan minyak Israel lumpuh.
Rudal hipersonik Iran yang diketahui publik ialah Fattah-1. Rudal ini pertama kali diperkenalkan oleh Iran pada pertengahan 2023 sebagai rudal balistik dengan kemampuan hipersonik. Artinya, rudal ini tidak hanya melesat sangat cepat, tetapi juga dapat bermanuver di fase akhir penerbangannya.
Berbeda dengan rudal balistik konvensional yang meluncur mengikuti lintasan parabola dan relatif bisa diprediksi, Fattah-1 memiliki kemampuan mengubah arah dengan cepat ketika mendekati sasarannya, membuatnya sangat sulit dilacak oleh radar, dan hampir mustahil dicegat oleh sistem pertahanan Iron Dome Israel.
Iran Segera Luncurkan Rudal Hipersonik
Diklaim memiliki kecepatan maksimal antara Mach 13 hingga 15 sekitar 16.000 hingga 18.500 kilometer per jam, rudal ini melesat jauh lebih cepat dibandingkan misil konvensional lainnya.
Kecepatannya begitu tinggi sehingga jika diluncurkan dari wilayah barat Iran seperti Lorestan atau dari arah Tabriz, rudal Fattah-1 hanya membutuhkan sekitar empat hingga enam menit untuk mencapai wilayah Haifa di Israel, yang berjarak sekitar 1.000 kilometer.
Secara teknis, rudal ini memiliki panjang sekitar 15 meter dengan diameter satu meter. Fattah-1 membawa hulu ledak yang bisa mencapai 450 kilogram dan diluncurkan dengan dua tahap.
Tahap pertama menggunakan bahan bakar padat yang mendorong rudal menembus atmosfer, sedangkan tahap kedua membawa kepala rudal (reentry vehicle) yang dilengkapi dengan sirip manuver dan nozzle pengarah.
Inilah yang memberi Fattah-1 keunggulan manuver tinggi, sebuah fitur yang lazim ditemukan pada rudal hipersonik modern seperti DF-17 milik China atau Avangard milik Rusia.
Adapun serangan ke Haifa yang terjadi semalam kemungkinan besar melibatkan beberapa varian rudal balistik Iran, namun ada kemungkinan Fattah-1 digunakan sebagai bagian dari gelombang serangan awal. Sistem pertahanan Israel sempat kewalahan menghadapi lintasan rudal yang tak terduga. Beberapa proyektil berhasil melewati perisai udara dan menyebabkan kerusakan pada infrastruktur sipil serta pusat energi di pesisir utara Israel.
Keberadaan rudal hipersonik Fattah-1 membuka babak baru dalam dinamika pertahanan kawasan. Jika sebelumnya sistem pertahanan udara modern masih bisa menangani ancaman misil balistik konvensional, maka rudal hipersonik membawa tantangan jauh lebih kompleks. Kombinasi kecepatan ekstrem, lintasan fleksibel, dan kemampuan menghindar membuatnya nyaris tak terbendung kecuali dengan teknologi yang setara.
KEYWORD :Perang Iran vs Israel Rudal Hipersonik Fattah-1