Jum'at, 13/06/2025 19:01 WIB

Reformasi Nutrisi Ala Wenger Pernah Bikin Liga Premier Geger

Arsene Wenger pernah mengeluarkan kebijakan kontroversial. Bukan tentang formasi atau taktik menyerang, tapi soal makanan.

Mantan manajer Arsenal, Arsene Wenger (Foto: Doknet)

Jakarta, Jurnas.com - Ketika pertama kali datang ke Inggris dan mengambil alih Arsenal pada 1996, Arsene Wenger mengejutkan publik sepak bola Inggris. Manajer asal Prancis ini kala itu mengeluarkan kebijakan kontroversial. Bukan tentang formasi atau taktik menyerang, tapi soal makanan.

Wenger melihat bahwa budaya makan pemain Inggris saat itu seperti hidup dalam masa prasejarah sepak bola. Banyak pemain masih rutin mengonsumsi cokelat batangan, kentang goreng, bir, dan makanan cepat saji sebelum atau setelah latihan.

Parahnya, burger dan minuman soda menjadi teman setia di ruang ganti. Wenger yang datang dengan latar belakang ilmu olahraga dan fisiologi, langsung memberlakukan larangan total atas makanan dan minuman yang dianggap mengganggu performa.

Sejak saat itu, saus tomat, mayones, makanan tinggi gula, serta gorengan dilarang keras di kantin Arsenal. Dia juga mengganti menu makan menjadi lebih bernutrisi, mulai dari dada ayam tanpa kulit, ikan, pasta gandum utuh, sayuran kukus, dan buah-buahan segar.

Para pemain awalnya menganggap ini sebagai lelucon. Tapi seiring waktu, tubuh mereka bicara lain. Para pemain merasa lebih ringan, pulih lebih cepat, dan kuat bermain selama 90 menit bahkan di tengah padatnya jadwal Liga Premier.

Mantan kapten Arsenal, Tony Adams, menyebut reformasi Wenger sebagai momen penyelamat karier. Dia yang semula terbiasa dengan gaya hidup keras, mengakui bahwa pendekatan pelatih asal Prancis itu mengubah cara pandangnya tentang olahraga profesional.

Bahkan pemain sekeras Ray Parlour pun akhirnya mengakui, menu salad dan jus alami yang dulu dia sempat tolak, justru membuatnya lebih fit di akhir musim.

Perubahan besar di Arsenal pun memantik reaksi dari klub-klub rival. Manchester United mulai menata ulang sistem kebugaran mereka. Chelsea saat memasuki era Roman Abramovich juga merekrut ahli gizi untuk menyusun program makan pemain.

Singkat cerita, dalam waktu kurang dari lima tahun, hampir seluruh klub Liga Premier sudah mengadopsi standar nutrisi modern ala Wenger.

Efek dominonya terasa luas. Klub-klub Inggris mulai memperhatikan hal-hal yang dulu dianggap sepele, termasuk jumlah garam di makanan, waktu konsumsi karbohidrat, dan bahkan kualitas tidur pemain.

Timnas Inggris pun ikut berbenah menyusul dominasi Arsenal yang saat itu tampil bugar dan efisien di lapangan.

Tidak sedikit yang menyebut reformasi nutrisi ini sebagai fondasi keberhasilan The Invincibles musim 2003/04, ketika Arsenal mencatat rekor tak terkalahkan sepanjang satu musim.

Kini, pendekatan nutrisi ketat bukan hal aneh. Tapi pada masanya, Wenger adalah revolusioner yang berani. Ia bukan hanya mengubah Arsenal, tapi juga mengguncang tradisi Liga Premier yang selama bertahun-tahun akrab dengan burger dan bir.

KEYWORD :

Arsene Wenger Reformasi Nutrisi Arsenal




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :