Wakil Menteri Transmigrasi (Wamentrans) Viva Yoga Mauladi saat melakukan kunjungan kerja ke ke lahan para transmigran yang mengelola sawit di Kawasan Kuamang Kuning, Karya Harapan Mukti, Kabupaten Bungo, Jambi (Foto: Humas Kementrans)
Jakarta, Jurnas.com - Wakil Menteri Transmigrasi (Wamentrans) Viva Yoga Mauladi mengapresiasi keberhasilan para transmigran generasi pertama dan kedua di Kawasan Kuamang Kuning, Karya Harapan Mukti, Kabupaten Bungo, Jambi. Menurut Wamentrans, kawasan transmigrasi yang dibuka tahun 1985 itu telah berubah menjadi sentra ekonomi berbasis perkebunan sawit yang mampu mengangkat kesejahteraan masyarakat.
Dalam kunjungannya ke lahan para transmigran, Wamentrans melihat langsung bagaimana perjuangan 40 tahun lalu kini berbuah kesejahteraan. Rumah-rumah transmigran kokoh, sebagian sudah memiliki kendaraan roda empat, serta lahan sawit yang produktif.
Sebelum mandiri, para transmigran melakukan kerja sama dengan perusahaan swasta dengaan sistem inti plasma. Setelah kerja sama usai, mereka menjadi petani sawit yang mengelola sendiri lahan yang dimiliki. “Tanah dan pohon sawit yang ada menjadi miliknya,” ujar Wamentrans dalam Siaran Pers dikutip pada Senin (8/12).
Salah satu kisah sukses dari transmigran itu adalah Erwin Taufan, generasi kedua transmigran dari orangtua asal Sragen, Jawa Tengah. Ia mengaku hidupnya mungkin tak sebaik sekarang bila orangtuanya tidak ikut transmigrasi.
“Bisa-bisa saya jadi pengangguran. Saya bangga menjadi transmigran,” kata Erwin.
Dari kisah sukses transmigran di Kuamang Kuning, Wamen Viva Yoga menyebut paradigma baru transmigrasi sekarang tidak sekadar memindahkan penduduk namun lebih berorientasi pada meningkatkan kesejahteraan transmigran dan masyarakat yang mendiami kawasan transmigrasi.
“Bila transmigran sejahtera maka program ini sesuai dengan harapan semua”, ujarnya. Terciptanya kesejahteraan di Kuamang Kuning akan membuat kawasan itu sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.
Adapun mengenai pengembangan komoditas unggulan di kawasan transmigrasi, menurut Viva Yoga disesuaikan dengan potensi masing-masing daerah.
“Kalau di Bungo kita kembangkan sawit, sedang di daerah lain, misalnya di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat, potensi unggulannya adalah coklat, sedang di Gorontalo kelapa,” ujar mantan Anggota Komisi IV DPR itu.
Pengembangan potensi unggulan hasilnya akan dikembangkan tidak hanya sebatas level UMKM. “Perlu kita bikin industrialisasi di kawasan transmigrasi”, tuturnya.
Industrialisasi di kawasan transmigrasi disebut sudah ada di Kawasan Melolo, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, di sana berdiri Pabrik Gula Sumba Manis. Industrialisasi di kawasan transmigrasi, dengan ribuan kebun tebu, dilakukan untuk lebih meningkatkan produksi potensi unggulan kawasan transmigrasi.
Wamentrans juga menyoroti banyaknya pohon sawit tua di Kuamang Kuning. Untuk itu, Kementerian Transmigrasi akan bekerja sama dengan Kementerian Pertanian dan Pemerintah Kabupaten Bungo melakukan replanting di lahan seluas 10.000 hektare.
“Kita akan bersinergi dengan Kementerian Pertanian dan pemerintah daerah”, ujarnya. Replanting dilakukan agar transmigran bisa berkelanjutan dalam mengelola lahan sawitnya. “Akan kita prioritaskan di TA 2026”, ujarnya.
Ditegaskan program Kementrans adalah turunan dari Asta Cita Presiden Prabowo. Salah satu dari Asta Cita itu adalah Membangun dari Desa dan dari Bawah untuk Pemerataan Ekonomi dan Pemberantasan Kemiskinan.
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
Wakil Mentrans Viva Yoga Mauludi Transmigran Jambi Kelapa Sawit Replanting Sawit

























