
Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Gerindra, Bambang Haryo Soekartono. (Foto: dok. jurnas)
Jakarta, Jurnas.com - Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Gerindra, Bambang Haryo Soekartono menyoroti minimnya dukungan anggaran pemerintah terhadap sektor ekonomi kreatif, meski kontribusinya terhadap penyerapan tenaga kerja nasional sangat besar.
Menurut Bambang Haryo, sektor ekonomi kreatif telah menyerap sekitar 21 hingga 26 juta tenaga kerja, menjadikannya salah satu penggerak utama perekonomian nasional.
"Sayangnya, potensi besar ini belum didukung oleh kebijakan anggaran yang memadai," kata Bambang beribicara dalam Forum Diskusi Membedah Editorial Tv Parlemen bertajuk "Memaksimalkan Potensi Dari Ekonomi Kreatif", di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (21/10)
Apalagi, menurut dia, serapan tenaga kerja dari ekonomi kreatif itu mencapai sekitar 21 juta, bahkan ada yang mengatakan 26 juta. "Bayangkan kalau ini bisa dikembangkan dengan bagus, dengan anggaran yang cukup, tidak seperti sekarang ini,” ujar Bambang.
Dia menjelaskan, anggaran yang disiapkan untuk sektor ekonomi kreatif tahun ini hanya sekitar Rp270 miliar, dan itu pun belum seluruhnya direalisasikan.
“Mereka baru mengajukan, belum turun-turun. Kalau anggarannya cepat cair, ekonomi kreatif ini bisa terdorong lebih keras lagi,” katanya lagi.
Bambang menilai, keterlambatan pencairan dan terbatasnya dana membuat pelaku ekonomi kreatif kecil “terseok-seok” dalam mengembangkan usahanya. Ia mendorong pemerintah agar mempercepat realisasi anggaran dan memperbesar dukungan terhadap subsektor kreatif di seluruh Indonesia.
“Yang kecil saja terseok-seok, jadi bagaimana mereka bisa berkembang tanpa dukungan yang kuat dari negara,” ujarnya menegaskan.
Sektor ekonomi kreatif selama ini dikenal memiliki daya tahan tinggi terhadap krisis dan berpotensi besar mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis inovasi dan digitalisasi.
KEYWORD :
Warta DPR Komisi VII Bambang Haryo Soekartono ekonomi kreatif tenaga kerja