Senin, 25/08/2025 02:47 WIB

Astronom Temukan Petunjuk Planet Y, Dunia yang Mungkin Guncang Tata Surya

Kini, astronom kembali membuka kemungkinan hadirnya sebuah dunia tak terlihat yang mengorbit jauh di luar Neptunus. Dugaan ini mengarah pada keberadaan planet yang sementara dinamai Planet Y.

Ilustrasi - Astronom Temukan Petunjuk Planet Y (Foto: Earth)

Jakara, Jurnas.com - Selama berabad-abad, langit malam menjadi tempat lahirnya rasa ingin tahu manusia. Setiap penemuan baru di Tata Surya selalu menggoyahkan cara kita memandang posisi Bumi di semesta.

Kini, astronom kembali membuka kemungkinan hadirnya sebuah dunia tak terlihat yang mengorbit jauh di luar Neptunus. Dugaan ini mengarah pada keberadaan planet yang sementara dinamai Planet Y.

Gagasan tentang planet tersembunyi bukan hal baru. Sebelumnya sempat mencuat teori tentang Planet X dan Planet Sembilan, meski sebagian sudah dibantah atau belum terbukti secara langsung.

Namun kali ini, sinyal baru datang dari penelitian Amir Siraj dan rekan-rekannya di Universitas Princeton. Dilansir dari laman Earth, mereka mengamati gangguan kecil namun konsisten pada orbit sejumlah objek di Sabuk Kuiper, wilayah dingin di pinggiran Tata Surya.

Gangguan ini tampak seperti efek "pembengkokan" pada bidang orbit objek-objek tersebut. Siraj menyebut bahwa penjelasan paling masuk akal adalah keberadaan sebuah planet yang belum terdeteksi.

Menurut perkiraannya, planet ini lebih kecil dari Bumi tetapi lebih besar dari Merkurius. Letaknya diprediksi antara 100 hingga 200 satuan astronomi dari Matahari, setara dengan puluhan miliar kilometer jauhnya.

Gravitasi dari Planet Y diduga mendorong orbit objek-objek di sekitarnya hingga menyimpang sekitar 15 derajat dari bidang datar Tata Surya. Efek ini menyerupai riak halus yang mengganggu permukaan danau yang tenang.

Meskipun sinyal yang ditemukan belum kuat, Siraj menilai kemungkinan ini tetap kredibel. Ia menyebut bahwa peluang efek tersebut hanya kebetulan berada di kisaran dua hingga empat persen.

Hal ini mengingatkan pada awal mula teori Planet Sembilan, yang juga lahir dari ketidakteraturan orbit. Bedanya, Planet Sembilan cenderung menarik objek ke arahnya, sementara Planet Y justru membuat orbit-orbit menjadi miring keluar.

Dengan kata lain, kedua planet bisa saja sama-sama ada, karena masing-masing menjelaskan gejala yang berbeda. Jika Planet Sembilan berperan dalam mengelompokkan lintasan, Planet Y memberi jawaban atas kemiringan rata-rata Sabuk Kuiper.

Dalam model Tata Surya yang ideal, Sabuk Kuiper seharusnya mengikuti bidang orbit tetap yang disebut bidang invarian. Namun pengamatan terbaru justru menunjukkan adanya kemiringan mencolok pada jarak 80 hingga 200 satuan astronomi.

Kemiringan ini tidak mungkin terbentuk sejak awal dan bertahan hingga kini. Sebab, efek alami dari gerak orbit akan meluruskannya dalam waktu kurang dari 100 juta tahun.

Oleh karena itu, diperlukan keberadaan suatu massa yang menjaga kemiringan tersebut agar tetap ada. Dan dalam konteks ini, planet tersembunyi menjadi penjelasan paling masuk akal.

Astronom Jonti Horner dari University of Southern Queensland mengatakan bahwa hal ini masuk akal. Ia menilai bahwa ruang di luar Neptunus masih belum benar-benar terpetakan dengan baik.

Kemungkinan besar, jika planet seperti ini memang ada, ia tidak terbentuk di tempatnya sekarang. Sebaliknya, ia mungkin terdorong ke pinggiran oleh interaksi gravitasi sejak masa awal pembentukan Tata Surya.

Simulasi numerik memperkuat skenario ini, menunjukkan bahwa planet dengan massa antara Merkurius dan Bumi, serta orbit miring lebih dari 10 derajat, bisa menciptakan warp yang diamati. Sementara itu, benda kecil seperti Pluto terlalu lemah pengaruhnya, dan planet lebih besar justru akan mengganggu area yang lebih dekat ke Matahari.

Hal ini membuat karakteristik Planet Y berbeda jelas dari Planet Sembilan, baik dari segi lokasi maupun efek gravitasi. Namun keduanya bisa saling melengkapi dalam menjelaskan struktur aneh di wilayah luar Tata Surya.

Dalam waktu dekat, pencarian terhadap Planet Y bisa mendapat dorongan besar lewat Observatorium Vera C. Rubin di Chile. Fasilitas ini akan memulai survei langit selama satu dekade dengan presisi tinggi.

Amir Siraj menyebut bahwa observatorium ini akan memperluas daftar objek trans-Neptunian secara drastis. Ia optimistis bahwa dalam beberapa tahun pertama, pengaruh Planet Y bisa diamati, bahkan planet itu sendiri mungkin akan terlihat langsung.

Untuk saat ini, Planet Y masih berada dalam ranah hipotesis. Namun sejarah astronomi telah berkali-kali menunjukkan bahwa ketidakwajaran kecil dalam data bisa mengantar pada penemuan luar biasa.

Seperti ketika Neptunus ditemukan lewat gangguan pada orbit Uranus, atau saat Pluto terdeteksi lewat observasi sabar dan cermat. Maka, jika Planet Y memang nyata, bukan tidak mungkin ia akan segera bergeser dari spekulasi menjadi kenyataan. (*)

KEYWORD :

Planet Y planet tersembunyi planet luar Neptunus Tata Surya




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :