Kamis, 21/08/2025 22:33 WIB

Lagu Baru dan Buku Dirilis Candra Darusman di Usia 68 Tahun

Buku karya Candra Darusman dan Agung Setiyo Wibowo itu ditujukan khusus bagi generasi muda Indonesia

Lagu Salah Sendiri dan Buku Invisible Cycle: Memantik Inovasi dan Kreasi untuk Kemajuan karya Candra Darusman. (Foto: Jurnas/Ira).

Jakarta, Jurnas.com- Sebuah ,lagu berjudul “Salah Sendiri” diluncurkan musikus Candra Darusman. Dalam kesempatan itu sekaligus meluncurkan buku bertajuk Invisible Cycle: Memantik Inovasi dan Kreasi untuk Kemajuan. Peluncuran dua karya lintas medium tersebut didukung penuh oleh Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Kedua karya itu lahir dari kepedulian Yayasan Pustaka Obor Indonesia dan Candra Darusman terhadap kondisi bangsa sekaligus harapan akan masa depan yang lebih baik.

Lagu Salah Sendiri merupakan refleksi mendalam Candra Darusman tentang persepsi masyarakat dan kondisi bangsa. Syairnya berisi pandangan kritis namun santun, doa harapan serta ajakan untuk perubahan. Keunikan karya itu terlihat dari kolaborasi lintas negara dan generasi, yaitu musisi Indonesia dan Sri Lanka, musisi muda dan senior, serta musisi dari genre pop, dangdut, dan jazz.

Partisipasi penyanyi asal Sri Lanka, Umaria, yang juga memiliki darah keturunan Indonesia, menjadi sorotan. Keterlibatan Umaria merupakan hasil inisiatif bersama Duta Besar RI untuk Sri Lanka, Ibu Dewi Tobing, serta Duta Besar Sri Lanka untuk Indonesia, Prof. Jayanath Colombage. Kolaborasi tersebut diharapkan dapat memperkuat pertukaran budaya dan diplomasi kreatif melalui musik.

"Lagunya saya nyanyikan bersama oleh Ikke Nurjanah dan Umaria (Sri Lanka). Umaria ibaratnya adalah Rossa nya Sri Lanka. Suatu pertukaran budaya," kata Candra Darusman di Highscope Simatupang, Jakarta Selatan pada Kamis (21/8).

"Terima kasih Pak Candra Darusman sudah mengajak saya. Saya sangat bangga apalagi nenek saya memiliki darah Indonesia," lanjut Umaria melalui panggilan video.

Selanjutnya, buku Invisible Cycle: Memantik Inovasi dan Kreasi untuk Kemajuan juga merupakan sesuatu yang tidak kalah menarik. Buku karya Candra Darusman dan Agung Setiyo Wibowo itu ditujukan khusus bagi generasi muda Indonesia, terutama yang lahir antara 1997-2012. Generasi tersebut diharapkan menjadi tulang punggung kemajuan bangsa menuju Indonesia Emas 2045.

"Habitat seni dan inovasi ternyata saling terhubung. Makanya saya ingin menulis buku. Bukunya sebenarnya sudah saya tulis tiga tahun lalu, namun mandek. Akhirnya saya dibantu Mas Agung untuk menyelesaikan buku ini," ucap Candra Darusman.

"Saya tertarik menulis buku ini karena tentang sebuah inovasi," tambah Agung Setiyo Wibowo.

Dua konsep utama diperkenalkan dalam buku itu yakni, Inovasi, proses membawa invensi teknologi kepada pengguna, pasar, dan industri. Membutuhkan strategi yang terencana, analisis efektif, pemetaan peluang, dan pemanfaatan kekuatan yang dimiliki serta dapat memenuhi berbagai kebutuhan manusia.

Konsep kedua yaktu Kreasi, berakar pada ide dan penciptaan karya seni orisinal yang berdampak nyata bagi perbaikan kehidupan sosial kemasyarakatan. Keduanya digambarkan sebagai roda tidak kasat mata (invisible cycles) yang harus terus berputar agar bangsa mencapai kemakmuran.

"Sebagai penerbit, kami mendorong lahirnya buku-buku yang berkualitas seperti ini, mendorong kemajuan, penuh kreativitas, dan memantik kreasi bersama," sambung Kartini Nurdin, Ketua Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

KEYWORD :

Candra Darusman Salah Sendiri Invisible Cycle




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :