Sabtu, 18/05/2024 04:38 WIB

Lewat Literasi Keuangan, Kementan Genjot Kesejahteraan Petani Gorontalo

Lewat Literasi Keuangan, Kementan Genjot Kesejahteraan Petani Gorontalo

Petani mengikuti literasi keuangan. (Foto: Kementan)

Gorontalo, Jurnas.com - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), terus mendukung petani agar semakin produktif, sukses meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan. Di antaranya melalui literasi keuangan seperti Simpan Pinjam dari program Rural Empowerment and Agricultural Development Scalling-up Innitiative (READSI).

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi, dalam berbagai kesempatan, mengatakan program tersebut diupayakan sebagai langkah untuk mengatasi rendahnya produktivitas pertanian dan relatif tingginya kemiskinan di perdesaan.

“Pada akhirnya diharapkan produktivitas pertanian meningkat dan semakin banyak yang terbebas dari kemisikinan,” katanya.

Lebih lanjut, Dedi mengatakan, READSI merupakan salah satu program yang dinilai sukses dalam pemberdayaan petani skala kecil.

Konsep READSI ini, lanjut Dedi, terus direplikasi dan diperbarui untuk meningkatkan efektivitas pemberdayaan petani. "Salah satu komponen penting pemberdayaan adalah penguatan kelembagaan petani," katanya.

Hal senada disampaikan Kepala Pusat Pelatihan Pertanian BPPSDMP Kementan, Muhammad Amin. Menurutnya, Simpan Pinjam dari program READSI ini bertujuan menumbuhkan kebersamaan di antara kelompok, melakukan perencanaan dan pengelolaan keuangan rumah tangga petani, meningkatkan inovasi dan strategi peningkatan produksi, serta strategi dalam peningkatan pendapatan petani.

"Pengelolaan keuangan di petani sangat penting dikawal karena ini jalan untuk memajukan bisnis petani untuk menjadi maju dan sejahtera,” ujar Amin.

Dampak positif dari program READSI ini pun di antaranya menyasar dan kemudian dirasakan oleh kelompok tani (Poktan) Maju Bersama Desa Tabongo Timur, Kecamatan Tabongo, Kabupaten Gorontalo. Selain berbudidaya jagung kelompok ini juga bergerak pada simpan pinjam.

Ketua Poktan Maju Bersama, Rusdin Ismail, menuturkan kelompoknya bergerak pada Simpan Pinjam berawal dari tahun 2022 dengan modal awal RP.2.500.000 yang berasal dari simpanan pokok anggota berjumlah 25 orang. Sekarang kelompok ini sudah memiliki modal sekitar Rp.20 juta yang diperoleh dari bunga pinjaman.

“Alhamdulilah dalam menjalankan simpan pinjam kelompok ini belum menemui kendala yang mengakibatkan simpan pinjam ini macet karena semua anggota merasa memiliki simpan pinjam ini,” tuturnya saat ditemui tim NPMO READSI pada Sabtu, (17/02/2024).

“Walaupun modal simpan pinjam tersebut sangatlah cukup tapi kami berharap bisa mendapat bantuan stimulan dari program READSI,” tambahnya.

Kisah sukses serupa dirasakan Poktan Prima Berkhidmat. Dari sekitar 22 anggota kelompoknya, pada tahun 2020, Poktan di Kabupaten Gorontalo ini mengawali simpan pinjam dengan simpanan pokok sebesar Rp. 50.000 dan simpanan wajib sebesar Rp.10.000 per bulan.

Mereka sepakat, ketika ada anggota yang melakukan pinjaman, maka diberlakukan bunga sebesar 10% per satu kali pinjam dan dalam waktu satu bulan harus sudah dikembalikan bunga beserta pokoknya.

“Alhamdulillah tahun 2024 ini total saldo kelompok tani Prima Berkhidmat kurang lebih sebesar 95 juta rupiah. Dan itu semua dalam waktu kurang lebih 4 tahun,” ujar ketua Poktan.

KEYWORD :

Kementerian Pertanian BPPSDMP Dedi Nursyamsi Kesejahteraan Petani Literasi Keuangan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :