Jakarta, Jurnas.com - Direktur LIMA Indonesia sekaligus aktivis 1998 Ray Rangkuti meminta masyarakat untuk memperhatikan rekam jejak kandidat dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Dia meminta publik menolak pelanggar Hak Asasi Manusia (HAM) dalam kontestasi Pemilu 2024.
Hal itu disampaikan Ray dalam kegiatan bedah buku yang berjudul "Buku Hitam Prabowo Subianto: Sejarah Kelam Reformasi 98," Pokel Garden, Serang, Banten, Senin 11 Desember 2023.
"Pemilu 2024 kita semua harus tegas menolak pelaku pelanggaran HAM berat dan menolak dinasti politik, karena tidak ada untungnya bagi rakyat Indonesa," kata Ray
Bedah buku ini sekaligus memperingati hari HAM Internasional yang diperingati setiap tanggal 10 Desember 2023.
"Selamatkan bangsa Indonesia dari pelaku pelanggaran HAM, oligarki politik, dan dinasti politik melalui pemilu 2024 mendatang," jelas Ray.
Pemilu 2024, KPU Rekrut 5,7 Juta KPPS
Sementara itu, Pegiat Pemilu dan Demokrasi, Hasnu Ibrahim, mengatakan buku ini relevan untuk didiskusikan karena sebentar lagi rakyat Indonesia akan memasuki pesta lima tahunan di 2024.
"Rakyat Indonesia silakan melakukan pemeriksaan secara baik terhadap calon pemimpin bangsa Indonesia baik rekam jejak dan rekam karya," jelas Hasnu.
Hasnu mengatakan, menjelang Pemilu 2024 rakyat Indonesia harus sadar bahwa hak asasi manusia sama pentingnya dengan sepiring nasi yang kita makan sehari-hari.
"Kita sebagai rakyat harus sadar bahwa pemimpin terbaik untuk bangsa ini yaitu yang mengerti demokrasi dan partisipasi bukan yang melakukan pelanggaran HAM berat," kata Hasnu.
Perlu diketuhui, kegiatan ini menghadirkan narasumber seperti akademisi politik, Ketua BEM FH Untirta, Pemerhati Hukum dan HAM, Pegiat Pemilu dan Demokrasi dan Aktivis Milenial. Peserta kegiatan berasal dari aktivis mahasiswa, organisasi kepemudaan, BEM Mahasiswa dan sejumlah simpul gerakan mahasiswa di Serang, Provinsi Banten.
KEYWORD :Aktivis 98 Pemilu 2024 Pelanggaran HAM Hari HAM Internasional
